Jakarta -
Berita terpopuler detikFinance Senin (4/5/2020) tentang masyarakat mengeluhkan tagihan listrik naik. Mereka yang mengeluh ini kebanyakan pelanggan pascabayar alias yang tidak memakai layanan token listrik.
Rata-rata mengeluhkan tagihan listrik April membengkak dibandingkan sebelumnya, padahal tidak ada pemakaian yang berlebihan. selain itu, berita terpopuler lainnya adalah layanan 'angkutan gelap' untuk pemudik kini berseliweran.
Pemerintah bersama Polri pun terus mengawasi ketat peredaran 'angkutan gelap' ini. Pengin tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita detikFinance terpopuler berikut ini:
Masyarakat ramai-ramai mengeluhkan kenaikan tagihan listrik sejak pandemi virus Corona. Padahal, PT PLN (Persero) menyebut sama sekali tidak menaikkan tarif listrik kepada seluruh pelanggannya. PLN berdalih kenaikan tagihan listrik karena peningkatan pemakaian (kWh).
Pembaca detikcom mengaku memang terjadi kenaikan pemakaian kWh pada catatan tagihan listrik mereka. Akan tetapi, mereka tak percaya dengan data tersebut lantaran merasa masih menggunakan listrik sewajarnya tidak sebesar data pemakaian listrik yang ditagihkan PLN.
Baca selengkapnya keluhan pembaca detikcom yang tagihan listriknya naik, di sini:
Tagihan Listrik Naik Tiga Kali Lipat, Warga: Padahal Pemakaian BiasaPLN memastikan tarif dasar listrik seluruh golongan tarif tidak naik, termasuk rumah tangga daya 900 Volt Ampere (VA) Rumah Tangga Mampu (RTM) dan di atasnya. Seperti diketahui penetapan tarif dilakukan 3 bulan sekali oleh pemerintah. Untuk tarif April hingga saat ini dinyatakan tetap, yakni sama dengan periode 3 bulan sebelumnya.
"Kami pastikan saat ini tidak ada kenaikan listrik, harga masih tetap sama dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan sejak tahun 2017 tarif listrik ini tidak pernah mengalami kenaikan," tutur Executive Vice President Corporate Communcation and CSR, I Made Suprateka.
PLN menyebut peningkatan tagihan rekening listrik pada pelanggan rumah tangga lebih disebabkan oleh meningkatnya penggunaan masyarakat akibat adanya pandemi virus corona yang membuat masyarakat banyak melakukan aktifitas di rumah.
Sayangnya, evaluasi 3 bulanan itu tak mendapat sambutan hangat masyarakat. Banyak yang merasa pemakaian listrik mereka tidak meningkat namun tagihan listriknya melonjak berkali-kali lipat dari sebelum adanya pandemi Corona.
Setidaknya keluhan semacam itu dapat dilihat di kolom komentar salah satu artikel berita detikcom yang berjudul 'Hasil Evaluasi 3 Bulanan: Tarif Listrik Tidak Naik!'. Di sana mayoritas pembaca mengeluhkan hal serupa.
Baca selengkapnya di sini: Netizen Ramai-ramai Curhat Tagihan Listrik Naik
Di tengah adanya larangan mudik, banyak bermunculan bisnis 'angkutan gelap' untuk menyelundupkan pemudik. Penawarannya pun langsung melalui beberapa media sosial, salah satunya Facebook.
detikcom mencoba menghubungi beberapa penyedia jasa layanan tersebut guna mengetahui berapa harga untuk sampai ke kampung halaman dengan cara 'kucing-kucingan'.
Tak tanggung-tanggung, ada yang mematok harga sampai Rp 4 juta untuk sekali antar ke kampung halaman menuju Solo. Harga tersebut untuk satu mobil Daihatsu Luxio, sudah termasuk tol dan bensin.
Baca selengkapnya di sini: Segini Tarif Sewa 'Angkutan Gelap' untuk Mudik
Pemerintah sudah mengambil keputusan terkait Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Lebaran tahun ini. Ada yang tetap mendapatkan THR, ada pula yang tidak mendapatkannya karena adanya pandemi virus Corona (COVID-19).
Pemerintah pun telah menyiapkan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya Tahun 2020 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pegawai Nonpegawai Negeri Sipil, dan Penerima Pensiun Atau Tunjangan.
RPP tersebut dimuat dalam salinan draf surat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tertanggal 30 April yang ditujukan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Tjahjo Kumolo.
Baca selengkapnya di sini: Bocoran PNS yang Bakal Dapat dan Tak Dapat THR Tahun Ini
Tokopedia menjamin data pembayaran jual-beli beli di e-commerce miliknya tetap aman meskipun ada pihak yang berupaya meretas jejaring toko online tersebut.
Informasi peretasan awalnya diungkap akun Twitter @underthebreach. Di situ disebutkan peretasan terjadi pada Maret 2020 dan mempengaruhi 15 juta pengguna.
"Tokopedia memastikan tidak ada kebocoran data pembayaran. Seluruh transaksi dengan semua metode pembayaran, termasuk informasi kartu debit, kartu kredit dan OVO, di Tokopedia tetap terjaga keamanannya," kata VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak melalui keterangan tertulis, Minggu (3/5/2020).
Baca selengkapnya di sini: Data Akun Tokopedia Kena Hack, Jual-Beli Masih Aman?
Halaman Selanjutnya
Halaman