Alasan Batalnya Penerbitan Surat Utang Corona Terungkap

Alasan Batalnya Penerbitan Surat Utang Corona Terungkap

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 09 Mei 2020 09:30 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Alasan pemerintah batal menerbitkan surat berharga negara (SBN) khusus penanganan pandemi Corona atau Pandemic Bond. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut hal itu karena pengubahan strategi pembiayaan pemerintah.

"Saat ini, untuk bagi yang sudah disepakati above the line, kita tidak terbitkan bond khusus, pandemi dan lain-lain," kata Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman dalam paparannya via virtual, Jakarta, Jumat (8/5/2020).

Alasan pemerintah batal menerbitkan, lantaran Bank Indonesia (BI) siap masuk ke pasar perdana menjadi the last resort pemerintah untuk menyerap sisa penerbitan SBN baik SUN maupun SBNS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"BI diperbolehkan masuk pasar perdana dalam bentuk last resort, tapi kita bicara tentang seri lelang yang ada. Jadi bukan seri khusus yang namanya pandemic bond," jelasnya.

Setelah batal menerbitkan pandemic bond, pemerintah memenuhi pembiayaan penanggulangan COVID-19 menjadi bagian dari penerbitan SBN secara keseluruhan, yaitu baik melalui lelang ritel maupun private placement baik dalam atau luar negeri.

ADVERTISEMENT

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR, Riko Amir mengatakan total kebutuhan pembiayaan selama pandemi Corona mencapai Rp 1.439,8 triliun. Angka tersebut terdiri dari pembiayaan utang neto sebesar Rp 1.006,4 triliun yang berasal dari pembiayaan defisit Rp 852,9 triliun dan pembiayaan investasi Rp 153,5 triliun. Sisanya sebesar Rp 433,4 triliun adalah pembiayaan utang bruto.

Dari total pembiayaan Rp 1.439,8 triliun, Riko menyebut yang dipenuhi dengan penerbitan SBN sebesar Rp 856,8 triliun, yaitu total pembiayaan SBN sebesar Rp 812,9 triliun ditambah SPN/S jatuh tempo 2020 sebesar Rp 43,9 triliun.

Corona menguasai bumi akibatkan sejumlah hewan bebas keluar

Sisa dari Rp 856,8 triliun ditutupi oleh penarikan pinjaman sebesar Rp 150 triliun, lalu sudah ada realisasi penarikan SBN hingga April sebesar Rp 221,4 triliun, program pemulihan ekonomi nasional sebesar RP 150 triliun, dan penurunan GWM perbankan oleh Bank Indonesia yang mencapai Rp 105,0 triliun.

Riko menjelaskan, dengan menerbitkan SBN secara menyeluruh juga menandakan pemerintah batal menerbitkan seri khusus seperti pandemic bond dan sejenisnya.

SBN yang diterbitkan nanti mulai dari lelang di pasar domestik, penerbitan SBN ritel, private placement, dan penerbitan SBN valas. Lelang dilakukan setiap dua minggu sekali selama kuartal II sampai kuartal IV-2020, pemerintah akan melakukan lelang SBN dengan dua seri yaitu SUN dan SBSN.

Lebih lanjut Riko menjelaskan, lelang ini akan dilakukan setiap dua minggu sekali dengan rata-rata lelang mencapai Rp 35 triliun sampai Rp 45 triliun. Dari angka ini, nantinya Bank Indonesia akan menyerap sisa dari hasil lelang di pasar.

Menurut Riko kesepakatan ini juga sudah masuk dalam surat keputusan bersama (SKB) antara Menteru Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia mengenai pendanaan above the line. Maksudnya Bank Indonesia bisa membeli SBN jangka panjang yang bersifat tradeable di pasar perdana.

DJPPR Kementerian Keuangan mencatat Bank Indonesia akan memenuhi kebutuhan pembiayaan sekitar Rp 125 triliun atau setara 25% sesuai dengan Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

Dalam strategi pembiayaan di tengah pandemi Corona, BI menjadi last resort atau cara terakhir pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan penanggulangan COVID-19.

"Itu dalam bentuk range, if-nya banyak, yakni bagaimana kondisi market. Sebagai referensi ini hasil lelang 2018," kata Luky.


Hide Ads