Penyebab Gula Sulit Ditemukan di Ritel Modern
Setelah mendapatkan informasi bahwa stok gula rafinasi di AGRI hanya tersisa 93.000 ton, pihaknya berusaha memperoleh keseluruhan stok tersebut untuk. Lagi-lagi, pihaknya gagal dan hanya memperoleh kesepakatan 30.000 ton.
"Dengan 93.000 ton akhirnya kami coba untuk melakukan kerja sama dan kenyataannya itu tidak bisa disuplai secara total, akhirnya kita hanya minta 30.000 ton untuk kebutuhan 1 bulan ini," papar dia.
Hal inilah yang menyebabkan gula-gula di ritel modern, baik di Alfamart dan Indomaret masih sulit ditemukan.
"Artinya guyuran gula cuma 20-25% dari total yang kita harapkan. Ini yang membuat gerai-gerai ritel modern kami untuk melayani kebutuhan masyarakat di tengah pandemi ini sulit sekali untuk menyediakan gula, Indomaret, Alfamart dan sebagainya. Nah sementara kelebihan gula tadi itu kita tidak tahu ke mana gulanya," tutur dia.
Selain gula rafinasi, pihaknya sudah mengajukan untuk membeli stok GKP dari para produsen atau pabrik gula (PG) dan juga importir. Namun, menurutnya para pelaku tersebut lebih memilih menjual ke pasar tradisional. Pasalnya, di pasar tradisional masih bisa menjual harga gula di atas harga acuan Rp 12.500/kg.
"Mereka lebih menguntungkan menjual ke pasar tradisional dengan harga jual di sana itu Rp 18.000-22.000/kg sekarang. Sementara kami hanya Rp 12.500/kg, harga kesepakatan kami sudah jelas membeli dari pabrik gula sesuai dengan Permendag 58 adalah Rp 11.900/kg, mereka jual ke kita Rp 13.000-14.000/kg," pungkas Roy.
Ada permainan harga?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Kenaikan Harga Gula Jadi Rp 17.500/Kg Diperpanjang"
[Gambas:Video 20detik]