Perajin telur asin, oleh oleh khas Brebes, Jawa Tengah, nasibnya kini benar benar merana. Masa pandemi COVID-19 telah menyebabkan turunnya omzet penjualan.
Pandemi COVID-19, dampaknya benar benar dirasakan oleh semua kalangan. Tak terkecuali para pelaku UMKM di Brebes yang menyediakan oleh oleh khas Brebes.
Bagi perajin oleh oleh telur asin, masa dimana makin mendekati hari raya adalah momen untuk menambah produksi hingga berlipat lipat. Mereka sengaja menggandakan produksi untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat saat arus mudik dan balik lebaran.
Namun harapan meraup laba banyak saat moment lebaran ini harus kandas. Pandemi COVID-19 telah menghempaskan harapan pedagang ini.
Alih alih mengalami peningkatan jumlah pembeli, yang terjadi justru sebaliknya. Pembeli telur asin menurun tajam karena adanya PSBB dan larangan mudik.
Dinah (52) pemilik telur asin HTM di Desa Pesantunan mengaku, sejak terjadi pandemi, dirinya sudah tidak memproduksi telur asin dalam jumlah banyak. Telur asin yang diproduksi hanya untuk menyediakan kebutuhan warga sekitar.
"Kalau saat saat seperti ini, biasanya kami mengasinkan 70 sampai 80 telur asin untuk memenuhi permintaan pelanggan dan pemudik. Sekarang hanya membuat kurang dari 10 ribu butir. Lebaran kali ini beda jauh. Sepi tidak ada pembeli karena memang ada larangan mudik," ujar Dinah ditemui di kiosnya, Senin (18/5/2020) siang.
Didit (46) perajin telur asij Tip Top di Kelurahan Gandasuli mengungkapkan hal yang sama. Pandemi ini telah menurunkan jumlah penjualan hingga 90 persen.
"Adanya pembatasan (PSBB), mudik dilarang, jadinya omzet turun. Kalau dihitung hitung sampai 90 persen dari normal," ungkap Didit.
Klik halaman selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Video: Parahnya Bencana Tanah Bergerak di Sirampog Brebes, 112 Rumah Rusak"
[Gambas:Video 20detik]