Perusahaan penerbangan Amerika lainnya tengah berjuang untuk memotong biaya akibat menurunnya permintaan perjalanan sebesar 80% selama krisis pandemi Corona.
Para eksekutif perusahaan penerbangan memperkirakan penyusutan permintaan akan memaksa maskapai parkir ratusan pesawat, memangkas rute penerbangan, dan mendesak karyawannya untuk mengambil cuti secara sukarela atau pensiun dini.
Bulan lalu, pemerintah menggelontorkan stimulus bantuan sebesar US$ 25 miliar setara Rp 369 triliun (kurs Rp 14.700/ dolar US) untuk maskapai di Amerika Serikat. Maskapai penerbangan yang menerima bantuan dilarang merumahkan atau memotong tingkat upah karyawan hingga 30 September.
"Keputusan ini menjadi waktu yang menyakitkan bagi semua orang, terutama bagi rekan-rekan kami yang telah mendedikasikan diri mereka untuk American Airlines," kata Eberwein.
(hns/hns)