Aksi unjuk rasa ini telah menambah daftar panjang tekanan berat bagi peritel dan restoran. Perusahaan-perusahaan harus memutar otak agar bisnis tetap berjalan di tengah toko yang tutup, menghentikan layanan makan malam dan menggeser seluruh bisnis ke online. Beberapa di antaranya berisiko bangkrut.
Di toko-toko yang tetap buka seperti Walmart dan Target, pekerjanya harus berhadapan dengan ancaman virus Corona. Pandemi itu membuat upah yang rendah hingga membuat tak sedikit dari mereka melakukan aksi mogok kerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah bencana nasional," kata Analis Ritel Forrester, Sucharita Kodali dilansir CNBC, Selasa (2/6/2020).
Salah satu kelompok perdagangan nasional, Asosiasi Industri Ritel mengakui unjuk rasa ini akan mengganggu para peritel untuk memulihkan bisnisnya dari dampak pandemi.
"Kematian George Floyd yang tidak masuk akal dan kekerasan yang terjadi beberapa malam terakhir telah menghancurkan lebih dari sekadar etalase. Itu telah menghancurkan kepercayaan suatu negara yang telah berjuang dengan kecemasan, frustrasi, dan ketakutan," kata Presidennya, Brian Dodge dalam sebuah pernyataan.
(ara/ara)