Neraca perdagangan Indonesia juga surplus dengan Amerika Serikat (AS). Namun, surplus US$ 2,1 miliar tidak bisa menyelamatkan defisit dengan China.
Dia menyebut neraca dagang Indonesia dengan AS surplus sebesar US$ 4,05 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,92 miliar. Sementara dengan India, tercatat surplus US$ 2,53 miliar. Selanjutnya dengan Belanda tercatat surplus US$ 934 juta pada Mei 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut neraca perdagangan Indonesia tekor dengan beberapa negara seperti China, Thailand, dan Australia.
Dia menyebut, dengan Australia defisit sebesar US$ 753 juta, lalu dengan Thailand defisit sebesar US$ 1,32 miliar, dan paling besar dengan China yang sebesar US$ 4,60 miliar.
"Sebaliknya dengan beberapa negara lain defisit, Australia kita defisit, Thailand juga kita masih defisit, dan Tiongkok kita alami US$ 4,6 miliar," ungkapnya.
Simak Video "Video: Pedagang di Chinatown San Francisco Kena Dampak Tarif 145%"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/ara)