Neraca Dagang RI Surplus US$ 2 Miliar Tapi Kurang Menggembirakan

Neraca Dagang RI Surplus US$ 2 Miliar Tapi Kurang Menggembirakan

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 16 Jun 2020 08:01 WIB
Nilai ekspor Indonesia terus mengalami penurunan. Akumulasi nilai ekspor Indonesia dari Januari-Agustus 2019 turun 8,28% dibandingkan tahun lalu.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Neraca perdagangan Indonesia pada Mei tercatat surplus US$ 2,1 miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor.

Pada Mei, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 10,53 miliar, sedangkan impor US$ 8,44 miliar.

"Dengan demikian neraca perdagangan Mei 2020 surplus US$ 2,1 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun terjadinya surplus pada Mei bukan sebagai kabar baik karena disebabkan penurunan ekspor dan anjloknya impor.

"Jadi kalau kita lihat, surplusnya ini kurang menggembirakan karena ekspor turun dan impornya turun dalam. Ekspor kita pertumbuhan negatif begitu juga impor turun curam," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Suhariyanto mengatakan, untuk neraca dagang barang pada Januari-Mei 2020 tercatat surplus US$ 4,31 miliar. Posisi ini jauh lebih baik dibandingkan Januari-Mei 2019 yang defisit US$ 2,7 miliar.

"Kalau dilihat kumulatif surplus ini menggembirakan di tengah COVID meskipun diwaspadai terjadi penurunan ekspor dan impor, karena saat ini memang negara tujuan ekspor kita mengalami perlambatan ekonomi dan pelemahan daya beli, dan penerapan pembatasan sosial, itu berdampak pada neraca dagang," katanya.

Berlanjut di halaman berikutnya.

Neraca perdagangan Indonesia juga surplus dengan Amerika Serikat (AS). Namun, surplus US$ 2,1 miliar tidak bisa menyelamatkan defisit dengan China.

Dia menyebut neraca dagang Indonesia dengan AS surplus sebesar US$ 4,05 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 3,92 miliar. Sementara dengan India, tercatat surplus US$ 2,53 miliar. Selanjutnya dengan Belanda tercatat surplus US$ 934 juta pada Mei 2020.

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Kecuk ini menyebut neraca perdagangan Indonesia tekor dengan beberapa negara seperti China, Thailand, dan Australia.

Dia menyebut, dengan Australia defisit sebesar US$ 753 juta, lalu dengan Thailand defisit sebesar US$ 1,32 miliar, dan paling besar dengan China yang sebesar US$ 4,60 miliar.

"Sebaliknya dengan beberapa negara lain defisit, Australia kita defisit, Thailand juga kita masih defisit, dan Tiongkok kita alami US$ 4,6 miliar," ungkapnya.



Simak Video "Video: Pedagang di Chinatown San Francisco Kena Dampak Tarif 145%"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads