Namun, Irfan menegaskan jika nantinya kenaikan harga tiket pesawat mendapatkan penolakan besar dari masyarakat, tentunya Garuda akan mempertimbangkan kembali opsi tersebut.
"Kalau kemudian penolakannya terlalu besar, kami juga nggak pengin. Jadi ngapain naikkin kalau orang nggak mau naik pesawat?" imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, saat ini Garuda Indonesia sedang fokus untuk menaikkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk bepergian kembali dengan pesawat udara di tengah pandemi Corona.
"Jadi clear strategi kita adalah increase confident. Jadi waktu ke waktu kita sedang upayakan agar masya mau naik pesawat lagi," pungkasnya.
Sebagai informasi, pemerintah mengizinkan maskapai menaikkan harga tiket pesawat hingga menyentuh tarif batas atas (TBA) di tengah pandemi Corona (COVID-19). Izin diberikan agar keuangan perusahaan bisa tetap sehat saat jumlah penumpang juga dibatasi karena hanya boleh mengangkut 70% dari total kursi yang tersedia.
Namun, menurut Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi Ridwan Djamaluddin, sejauh ini belum ada perusahaan penerbangan yang memasang harga tiket pesawat hingga menyentuh level TBA.
"Untuk mengimbangi karena ada pembatasan kapasitas, maka silahkan kalau mau menaikkan harga. Saat ini harga batas atas belum dimanfaatkan," ucap Ridwan dalam dalam konferensi pers virtual bertajuk Kendalikan Transportasi, COVID-19 Berkurang, Senin (15/6/2020).
Simak Video "Video: Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal"
[Gambas:Video 20detik]
(fdl/fdl)