Masih Didesain Defisit, Begini Postur APBN 2021

Masih Didesain Defisit, Begini Postur APBN 2021

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 18 Jun 2020 21:30 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, membuat keseimbangan primer menjadi positif pun membutuhkan waktu yang lama.

"Pak Menteri Bappenas tadi kalau sebagai menteri keuangan beliau itu namanya hawkish, karena minta primary balance segera di nol kan, itu nanti terjadi puting beliung, karena nanti belanja akan merosot tajam atau pendapatan naik drastis," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah akan menjadikan postur APBN sebagai momentum pemulihan ekonomi nasional yang meneruskan program di 2020.

"Kami akan lakukan secara bertahap agar ekonomi bisa lakukan adjustment dalam waktu 2-3 tahun ke depan, sebelum kita bisa menyehatkan APBN secara penuh lagi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Berikut gambaran postur APBN 2021, penerimaan negara yang ditarget 9,90-11% terhadap PDB, penerimaan dari perpajakan sekitar 8,25-8,69%. Sementara dari PNBP sekitar 1,60-2,30%, dan hibah antara 0,05-0,07% terhadap PDB.

Sedangkan belanja negara ditarget sebesar 13,11-15,17%, dengan rincian belanja pusat berkisar antara 8,81-10,22%, sementara anggaran transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sekitar 4,30-4,85% terhadap PDB.

Dengan begitu, maka defisit APBN 2021 sebesar 3,21-4,17% dengan keseimbangan primer negatif 1,24 sampai negatif 2,07%. Sementara rasio utang meningkat menjadi antara 36,67-47,97% terhadap PDB.



Simak Video "Video: Sri Mulyani Sebut APBN Bulan Mei Defisit Rp 21 T"
[Gambas:Video 20detik]

(hek/fdl)

Hide Ads