Ini Penyebab Defisit APBN Melebar Hingga 6,34%

Ini Penyebab Defisit APBN Melebar Hingga 6,34%

Soraya Novika - detikFinance
Jumat, 19 Jun 2020 16:14 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto

Selain itu, ada juga tambahan pengeluaran untuk belanja negara sebesar Rp 125,3 triliun rupiah menjadi Rp 2.739,2 triliun. Tambahan pengeluaran untuk belanja negara tersebut dibagi menjadi belanja pemerintah pusat seperti belanja K/L, non K/L, kompensasi atas selisih tarif listrik dan HJE BBM dan belanja penanganan dampak COVID-19.

"Kemudian pengeluaran tadi belanja negara, karena mendapat tambahan secara keseluruhan ini menimbulkan adanya potensi gap yang luar biasa," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terakhir, ada tambahan untuk transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 1,2 triliun menjadi Rp 763,9 triliun.

"Ini dalam waktu dekat pemerintah akan terus memonitor untuk implementasi dan eksekusi kebijakan ini benar-benar dilakukan dengan menjaga kehati-hatian prinsip akuntabilitas dan profesionalisme yang tinggi," tandasnya.

ADVERTISEMENT



Simak Video "Sri Mulyani: Defisit APBN Masih Terkendali"
[Gambas:Video 20detik]

(fdl/fdl)

Hide Ads