Buwas Tepis Isu Beras Jelek Buat Bansos Jabodetabek

Buwas Tepis Isu Beras Jelek Buat Bansos Jabodetabek

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 23 Jun 2020 11:56 WIB
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso
Foto: Vadhia Lidyana
Jakarta -

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan ada oknum-oknum yang membuat isu beras Bulog untuk bantuan sosial (bansos) di Jabodetabek bermutu rendah.

Buwas mengatakan, oknum-oknum tersebut berupaya menjatuhkan program bansos pemerintah yang disalurkan melalui Bulog. Salah satunya membuat video yang viral di sosial media terkait adanya kutu di beras bansos tersebut.

"Ada beberapa berita viral beras Bulog itu tidak baik. Kemarin diviralkan ada beras kita di dalamnya berkutu banyak dan bergumpal. Tapi kita sudah cek ke lapangan, pelakunya sudah diurus Polri. Jadi bungkus dari Bulog itu sebagian dibuka, lalu diisi beras lain. Di situ yang ditemukan 1 karung terus diviralkan berasnya bergumpal-gumpal dan berkutu banyak," ungkap Buwas di kantornya, Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi WasesoDirektur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso Foto: Vadhia Lidyana

Selain itu, ada oknum yang membuat viral beras Bulog merupakan stok tahun 2017 sesuai dengan keterangan yang tercantum di karung kemasan, dan juga beras medium dicantumkan dengan label premium. Namun, Buwas memberikan klarifikasi mengenai kabar viral tersebut.

Untuk isu beras bansos menggunakan stok tahun 2017 Buwas langsung membantahnya. Ia mengatakan, beras yang digunakan untuk bansos Jabodetabek adalah stok baru dari penyerapan Bulog di tahun 2020 ini. Karena Bulog hanya diberikan waktu 2 minggu untuk penyaluran, akhirnya karung kemasan yang dipakai merupakan produksi 2017 untuk program beras sejahtera (rastra).

"Karena kita butuhnya kecepatan kemarin. Yang ada karung kita stok lama, tapi belum pernah dipakai. Memang karungnya 2017, tapi berasnya baru. Nah itu akhirnya Dinas Sosial Jabar baru paham. Kita tidak menghindar, tapi betul memang. Karungnya 2017 tapi berasnya baru. Dan itu diuji tanah, kita ke sana membuktikan, karungnya masih bagus. Tentunya berasnya juga bagus, jadi clear," paparnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Lalu, ia menjelaskan mengenai kabar beredar beras medium yang diklaim premium. Buwas mengatakan, beras yang disalurkan untuk bansos Jabodetabek ini memang berkualitas medium. Hanya saja, lagi-lagi karung kemasan yang tersedia hanya yang bertuliskan beras medium.

"Memang kita premium, tapi karungnya adanya yang level medium, nah kita stikerin. Waktu saya dipanggil Pak Wapres saya jelaskan nggak ada beras Bulog jelek," tegas Mantan Kepala Bareskrim tersebut.

Ia mengatakan, oknum-oknum yang membuat viral isu-isu tersebut bukanlah KPM dari bansos itu sendiri. Melainkan pihak-pihak yang ingin menjatuhkan pemerintah dan juga merasa tersaingi dengan kehadiran Bulog sebagai penyalur Bansos. Sementara, KPM-nya puas dengan kualitas beras bansos dari Bulog.

"Sebetulnya masyarakat sudah merespons, terutama dari KPM menyampaikan terima kasih mereka terhadap pemerintah, Presiden, Menteri Sosial, Menko PMK bahwa mereka sangat puas dengan bantuan itu," urainya.



Terakhir, Buwas memastikan tak ada beras Bulog untuk bansos Jabodetabek yang bermutu rendah. Ia menjamin, jika ada 1 ekor kutu yang ditemukan di dalam beras tersebut maka akan langsung diganti dengan yang baru.

"Kualitas itu kita jaga betul. Begitu ada temuan, langsung kita tangani. Kalau ditemukan 1 kutu saja di beras itu kita ganti. Kita tangani, dan kita telusuri dari mana itu kutu itu bisa masuk," tutupnya.

Sebagai informasi, Bulog mendapatkan penugasan menyalurkan beras untuk program bansos Presiden kepada 3,3 juta KPM di Jabodetabek. Tahap pertama, Bulog menyalurkan beras untuk 1,475 KPM. Lalu, tahap kedua Bulog sudah menyalurkan untuk 1,862 juta KPM.



Simak Video "Video Wamentan soal Beras Bulog Berkutu: Bisa Jadi Pakan Ternak"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads