Menurut Buwas, impor beras ini perlu sangat dipertimbangkan. Pasalnya, ia sendiri tak mau kejadian tahun 2018 terulang kembali, di mana Bulog merealisasikan impor sebanyak 1,8 juta ton, dan beras tersebut masih tersisa di gudang Bulog sampai sekarang.
"Kembali persoalan adalah pasti nggak digunakan? Kalau hanya kita simpan ini hanya mengulang tahun lalu. Di mana 2017 kita impor, 2018 tiba barang itu, sampai hari ini tersisa," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, menurutnya beras impor tahun 2018 itu memenuhi kapasitas gudang, sehingga Bulog kesulitan mencari tempat penyimpanan beras yang baru diserap dari hasil panen petani rakyat.
"Dan itu menghambat penerapan kita juga karena kapasitas gudang kita. Kita mau menyerap susah, sedangkan yang impor ini bukan jelek, tapi taste-nya berbeda dengan selera orang Indonesia. Maka kalau kita campur begitu saja akan bermasalah. Maka harus kita campur dengan beras dalam negeri, supaya taste-nya bisa diterima oleh masyarakat kita. Ini masalah juga," tutup Buwas.
Simak Video "Video: Krisis Pangan di Gaza yang Memilukan"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)