Sani menyatakan tarif bus baru bisa diturunkan sekarang karena pihaknya baru bisa bernegosiasi dengan pihak pembiayaan terkait restrukturisasi pinjaman.
"Kenapa bisa begitu? Karena kita bisa negosiasi dengan orang pembiayaan, jadi kita bisa bayar bunga aja, atau dapat restrukturisasi. Artinya dari sisi kewajiban sudah turun jadi kita balikkan tarif untuk narik penumpang," jelas Sani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sani juga mengatakan saat ini kebanyakan masyarakat masih enggan naik bus, khususnya untuk ke luar kota. Salah satu masalahnya adalah syarat wajib tes negatif Corona untuk berpergian ke luar kota, minimal dengan melakukan rapid test.
Baca juga: Misteri Bangku Kosong di Bus AKAP |
Akibatnya, meski kapasitas maksimal sudah dinaikkan hingga 70%. Okupansi bus masih minim, dia memperkirakan rata-rata okupansi bus antarkota cuma 30%.
"Hari ini PO khususnya yang di Jawa, kalau dari Jakarta baru operasi 30-40%. Itu pun rata-rata 20-30% kapasitas bangku itu 34-36 orang. Coba dihitung aja berapa itu, kurang dari segitu juga sering," papar Sani.
Simak Video "Harga Tiket Bus di Puncak Arus Mudik Meroket 100 Persen"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ara)