Anggaran Militer yang Lagi Disorot Jokowi, Ongkos Rapid Test Mahal

Round-Up Berita Terpopuler

Anggaran Militer yang Lagi Disorot Jokowi, Ongkos Rapid Test Mahal

Tim detikcom - detikFinance
Minggu, 12 Jul 2020 21:00 WIB
Pasukan Kontingen Garuda UNIFIL untuk misi perdamaian dunia di Lebanon juga memberangkatakan 19 tentara wanita dari berbagai angkatan. Panglima TNI Jenderal Moeldoko hari ini juga melepasa para tentara cantik ini yang akan berangkat ke Lebanon.
Foto: Rachman Haryanto
Perbandingan Anggaran Militer

Stockholm International Peace Researce Institute (Sipri) yakni lembaga independen yang fokus pada masalah konflik hingga persenjataan mengumpulkan data belanja militer dari sejumlah negara, termasuk Indonesia. Sipri mengelola data berdasarkan sumber terbuka.

Dikutip detikcom, Minggu (12/7/2020), Sipri mencatat data belanja militer dari tahun 1988 hingga 2019. Dari data tersebut dijelaskan, belanja militer Indonesia dibanding produk domestik bruto (PDB/GDP) terus mengalami penurunan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 1988, belanja militer RI tercatat 1,5% dibanding PDB. Kemudian, mengalami penurunan hingga tahun 1996 yang tercatat 1,3%. Sempat naik lagi di tahun 1997 di posisi 1,5%, belanja militer turun lagi sampai di 2003 menjadi 0,9% dibanding PDB.

Pada tahun 2004 hingga 2019, porsi belanja militer cenderung turun. Di tahun 2019, porsi belanja militer yakni 0,7%.

ADVERTISEMENT

Bandingkan negara tetangga, belanja militer Brunei Darussalam berdasarkan data tersebut yakni 3,3% dari PDB di tahun 2019, Kamboja 2,3%, Malaysia 1%, Filipina 1%, Singapura 3,2%, dan Thailand 1,3%.

Sementara, negara yang lebih maju seperti Amerika Serikat (AS) porsi belanja milternya sebesar 3,4% di tahun 2019, China 1,9%, Rusia 3,9%, Korea Selatan 2,7%, Jepang 0,9%, Inggris 1,7%.


Hide Ads