Arlianto Kurniawan, atau lebih populer dengan nama Arli Kurnia, Pria kelahiran Jakarta, 2 Juni 1981 adalah seorang pengusaha yang dikenal banyak orang dengan pelatihan dan tips-tips bisnisnya. Jargon 'membebaskan diri dari utang' sangat identik dengan dirinya, begitu juga kiat membangun usaha tanpa modal 'bank'.
Arli adalah Direktur Utama PT Sukses Niaga Solusindo yang terkenal dengan produk penghemat BBM bermerek Cleanoz. Ia mengawali karirnya sebagai penjual 'cairan ajaib' untuk kendaraan bermotor itu pada tahun 2012. Usahanya pun berhasil membawanya pada sosok pebisnis sukses. Namun, hal itu diperolehnya bukan dengan cara instan.
Bahkan, sebelum memulai bisnis Cleanoz, ia memiliki utang yang sangat banyak hingga membuatnya terpaksa menjual seluruh aset yang ia miliki.
"Dulu saya bisnis pakai utang, beli mesin saja pakai utang, jadi nggak ada uang akhirnya saya apa-apa pakai angsuran. Waktu itu 1 bulan saya ada 6 angsuran. Ada mobil, ada mesin cuci, mobil saja ada 3 saya angsur. Saya dari bujang sudah punya utang," kata Arli dalam program d'Mentor detikcom episode ke-4, Selasa (14/7/2020).
Kala itu, Arli memiliki utang hingga Rp 400 juta. Merasa lelah dengan utangnya, ia pun menjual seluruh aset-asetnya dan menutup bisnis kecil-kecilan yang ia miliki untuk membayar utang,.
"Semua saya jual habis, jual rugi. Saya itu ada usaha kuliner, laundry, ada beberapa usaha. Tapi 2012 itu semuanya saya tutup karena nggak kuat. Usahanya nggak bisa untuk bayar utang. Proses saya melunasi utang itu 30 hari, November sampai Desember. Saya fokus menjual barang saya yang belinya pakai utang. Selama 30 hari saya memutuskan untuk bebas dari utang walaupun belum 100%. Jadi utang saya itu Rp 400 juta, akhirnya masih sisa Rp 40 juta. Nah saat itu saya sudah nggak punya apa-apa, nggak punya bisnis lagi," ungkap Arli.
Dalam kondisi tersebut, Arli memutuskan untuk bangkit. Ia pun berusaha berjualan produk-produk apa pun yang ia temui.
"Karena posisi dari nol lagi, nggak punya apa-apa, hanya ratusan ribu, itulah yang saya pakai buat beli barang, saya jual, dapat untung, saya putar lagi. Saya coba jual penguat sinyal, kartu perdana. Saya coba jual ke teman-teman lewat Facebook, saya ketemu orang, pokoknya cara-cara konvensional banget," urainya.
lanjut ke halaman berikutnya
(zlf/zlf)