Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sudah dilonggarkan dinilai tak berpengaruh dalam mendorong perekonomian. Sebab relaksasi aktivitas masyarakat itu tak memberi banyak perubahan.
"Jadi tanpa PSBB, tanpa adanya kebijakan lockdown, ekonomi, aktivitas ekonomi tetap akan terbatasi," kita Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah dalam diskusi yang ditayangkan di saluran YouTube Core Indonesia, Rabu (15/7/2020).
Dia mencontohkan, misalnya sekarang ini PSBB sudah dilonggarkan tetapi sebagian masyarakat tetap membatasi aktivitasnya. Memang ada yang sudah berjalan normal, tetapi banyak masyarakat yang dengan kesadaran dirinya sendiri melakukan pembatasan aktivitas sosial mereka, mereka tidak keluar rumah karena berupaya menjaga diri dari risiko wabah COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu dampaknya terhadap dunia usaha atau sektor riil dengan adanya terbatasnya aktivitas ekonomi itu berdampak langsung kepada cash flow, karena dunia usaha banyak yang harus menutup atau mengurangi aktivitas ekonominya atau jumlah dari pembeli, jumlah pengunjung itu sangat berkurang," jelasnya.
Pada kesempatan itu, Peneliti ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati juga menilai bahwa pandemi COVID-19 membuat aktivitas masyarakat terganggu.
"Nah oleh karena ada pandemi itu maka ada berbagai macam aktivitas masyarakat yang terganggu. Itu menyebabkan banyak orang yang tadinya dari sisi suplai dia bisa berproduksi dengan lancar, tiba-tiba ada gangguan bahan baku, ada gangguan untuk distribusi barang, ada gangguan untuk meningkatkan efisiensi," terangnya.
Kondisi itu juga membuat daya beli masyarakat menurun dikarenakan produktivitas menurun di tengah pandemi COVID-19.
"Dari sisi kegiatan produktif tadi terganggu maka menyebabkan juga aktivitas-aktivitas ekonomi yang tadinya mampu menghasilkan pendapatan ini juga menjadi tidak terjadi, ada kendala sehingga dampaknya daya beli menurun," tambah dia.
(toy/eds)