Singapura Resesi Setelah Ekonominya Minus 41,2%

Singapura Resesi Setelah Ekonominya Minus 41,2%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 15 Jul 2020 17:00 WIB
Singapura meski negara kecil namum mereka mampu mengelola wisata dengan baik sehingga banyak wisatawan yang datang ke sana. Sektor pariwisata pun menjadi salah satu pemasukan terbesar bagi Singapura. Tempat faviorit di Singapura untuk dikunjungi antara lain yaitu Orchard Road, Haji Lane untuk wisata kuliner, Sentosa Island dan Santosa Cove, Garden By The Bay, Melion, Bugis Street, Resort World Sentosa Marine Park, Kuil India dan China Town.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Negeri Singa kini dilanda resesi setelah perekonomiannya minus 2 kuartal. Memang ekonomi Singapura tertekan akibat pandemi COVID-19 yang memaksa negara harus melakukan pembatasan sosial sampai lockdown untuk mencegah penyebaran virus.

Pada kuartal I 2020 ekonomi Singapura juga telah mengalami kontraksi hingga 2,2% secara tahunan.

Pemerintah Singapura saat itu juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan PDB mereka sepanjang tahun ini di kisaran 1-4%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pada kuartal 2 tahun ini ekonomi Singapura terperosok dan mengalami kontraksi hingga 41,2%. Secara tahunan ekonomi Singapura mengalami kontraksi hingga 12%.

Singapura adalah salah satu negara yang perekonomiannya ditopang oleh ekspor. Jadi ketika ada pembatasan besar-besaran roda perekonomian negara tersebut terganggu.

ADVERTISEMENT

Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan ada tiga jalur yang dilewati oleh hubungan antar negara. Seperti Indonesia dan Singapura yang saat ini berada di jalur perdagangan.

"Dari data terakhir Singapura itu posisinya nomor 5 mitra dagang Indonesia. Itu posisi penting ya," kata dia.

Dia mengungkapkan neraca perdagangan Indonesia dengan Singapura juga sudah mencatatkan penurunan periode Mei 2020. Hal ini karena melemahnya ekspor non migas.

Selanjutnya ada pula jalur investasi yang saat ini memberikan kontribusi ke pertumbuhan Indonesia. Tauhid menyampaikan dari sisi pariwisata juga sangat berpengaruh dengan kondisi ini.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan saat ini memang ekonomi Singapura terkontraksi cukup dalam.

Dia menjelaskan Singapura mengumumkan resesi ekonomi dengan posisi perekonomian periode April dan Mei.

"Tapi pada Juni sebetulnya ekspor Indonesia ke Singapura masih ada peningkatan sebesar US$ 137,3 juta," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (15/7/2020).

Dari data BPS ekspor ke Singapura yang mengalami peningkatan di antaranya adalah logam mulia, perhiasan dan permata. Kemudian mesin dan perlengkapan listrik hingga alat mekanis serta tembakau.

"Jadi kalau lihat angka ini masih oke, seberapa dalam pengaruhnya harus di lihat ke depan," jelas dia.


Hide Ads