2. Banyak PHK
Lalu yang kedua adalah laju pemutusan hubungan kerja (PHK) masih berlanjut, serta belum adanya kepastian kapan pekerja yang dirumahkan bisa mulai kembali bekerja.
"Itu tanda-tandanya tuh. Artinya kan begini, kalau yang belum bekerja, pabriknya itu belum ada peningkatan produksi, belum normal. Artinya mereka belum masuk ke pabrik, masih dirumahkan. Yang PHK-nya juga sama, malah bertambah," kata Tauhid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, sejak pandemi terjadi sudah ada jutaan tenaga kerja di dalam negeri yang mengalami PHK. Hal ini belum lagi termasuk tenaga kerja yang dirumahkan.
3. Bansos terus-menerus
Lalu indikasi yang ketiga adalah bantuan soslal (bansos) kepada masyarakat masih terus berlanjut.
"Yang kemudian dirasakan masyarakat juga adalah bantuan sosial itu masih relatif diberikan. jadi selama masih ada bantuan sosial berarti kita ekonominya masih rendah lah," jelasnya.
Pemerintah sendiri sampai saat ini memutuskan untuk memperpanjang penyaluran bansos dan bantuan lainnya sampai Desember 2020. Keputusan itu diambil dengan pertimbangan belum berakhirnya pandemi virus Corona di Indonesia.
Pemerintah akan memberikan bansos lagi hingga Desember tapi hanya separuhnya saja dari periode yang sebelumnya.
4. Daya Beli Turun
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menuturkan, tanda-tanda Indonesia mendekati ancaman resesi lainnya adalah menurunnya daya beli masyarakat.
"Kalau masyarakat menengah ke bawah, resesi itu bisa jadi ditandai dengan pendapatan yang semakin berkurang, dan kemudian mereka harus menggunakan tabungan untuk misalnya memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nah itu menurut saya salah satu indikasi kuat bahwa daya beli masyarakat sedang berkurang," jelasnya.
5. Kelas Menengah Rem Belanja
Kelas menengah ke atas tanda-tandanya agak berbeda. Mereka cenderung menahan pengeluaran untuk investasi dan memilih menyimpannya.
"Nah dari dua indikasi ini, dari dua kelas masyarakat berbeda ini sebenarnya ada memang kecenderungan ke sana bahwa Indonesia perlu waspada terhadap masuknya ke jurang resesi," kata Rendy.
(eds/eds)