Sandiaga Uno-Faisal Basri Bicara Peluang RI Masuk Resesi, Ini Katanya

Sandiaga Uno-Faisal Basri Bicara Peluang RI Masuk Resesi, Ini Katanya

Vadhia Lidyana - detikFinance
Minggu, 19 Jul 2020 08:06 WIB
Sandiaga Uno
Foto: Ashri Fathan/detikcom

Adapun percepatan yang harus dikebut dari program PEN adalah penyaluran anggaran kesehatan, bantuan sosial (bansos) untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan dorongan pada sektor UMKM.

"Lakukanlah realisasi daripada kebijakan pemerintah dengan secara besar-besaran ke sektor kesehatan dan pangan, terutama bansos yang hari ini sangat ditunggu masyarakat. Kedua fokus kepada sektor UMKM. Berikan UMKM kemudahan untuk melakukan adaptasi ke digitalisasi, dan juga berikan mereka fasilitas ke likuiditas," jelasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekonom Senior Indef Faisal Basri juga berbicara soal resesi. Apa katanya?

Faisal Basri menilai Indonesia tak akan terjun ke jurang resesi layaknya Singapura.

ADVERTISEMENT

"Apakah Indonesia bakal mengalami derita sangat dalam seperti Singapura? Insyaallah tidak," kata Faisal dikutip dari blog resminya.

Ia mengatakan, resesi ekonomi menimpa Singapura karena perekonomiannya memang bergantung pada kondisi ekonomi global, yang berpengaruh pada ekspor-impornya. Sebagai penghubung ke negara-negara lain atau HUB, peranan ekspor barang dan jasa dalam produk domestik bruto (PDB) di Singapura sangat tinggi, bahkan juah lebih besar dari PDB, yaitu 174%. Di tengah pandemi COVID-19 ini, tentunya Singapura juga menjadi yang terdepan menelan dampak negatifnya.

Sementara itu, peranan ekspor barang dan jasa di Indonesia relatif rendah dan jauh lebih rendah dari Singapura, yakni 18,4%. Kemudian, peranan impor hampir sama dengan peranan ekspor, yaitu 18,9%. Menurut Faisal, kondisi ini justru menyelamatkan Indonesia dari gejolak perekonomian global.

"Kebetulan juga impor merosot lebih dalam dari impor. Jadi kemerosotan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) justru positif buat pertumbuhan ekonomi sehingga memberikan sumbangsih dalam meredam kemerosotan pertumbuhan," terangnya.

Ia bahkan berbicara peluang Indonesia menghindari ancaman resesi. Ia mengatakan, tumpuan Indonesia agar terhindar dari krisis lebih dalam adalah belanja pemerintah dan menahan laju penurunan konsumsi rumah tangga yang merupakan penopang utama perekonomian dengan sumbangan dalam PDB sebesar 57%.

"Investasi yang merupakan penyumbang terbesar kedua tidak bisa diandalkan karena dunia usaha fokus mempertahankan produksi yang ada. Berbagai macam bantuan kepada masyarakat yang rentan dari dampak COVID-19 berupa bantuan langsung tunai, Program Keluarga Harapan (PKH) yang yang dinaikkan nilai bantuannya dan diperluas jumlah penerimanya serta paket bantuan lainnya sungguh sangat membantu menopang daya beli masyarakat," urainya.


Hide Ads