ASDP sendiri mulai berbenah diri. Pada Agustus 2019 perusahaan mulai menerapkan program pelayanan digital dan pembayaran secara cashless. Selain demi pelayanan, alasan utama lainnya demi keamanan. Bayangkan pada masa mudik Lebaran biasanya uang yang beredar di loket 1 pelabuhan bisa mencapai Rp 8 miliar per hari.
"Kalau di bank mungkin uang segitu biasa saja, tapi kalau di pelabuhan uang sebanyak itu mengerikan. Karena banyak orang lalu-lalang. Jadi mulai dengan cashless," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelayanan digital itu prosesnya melalui mesin yang membaca e-KTP dan membayar secara cashless. Prosesnya dari scan e-KTP sampai pembayaran hanya 16 detik.
Program itu cukup berhasil untuk melayani di hari-hari biasa. Tapi ternyata semenjak tol Bakauheni-Palembang beroperasi, program itu seakan percuma. Bahkan perkiraan berdasarkan data-data tren penumpang juga selalu salah.
"Ternyata ketika ada tol dari Palembangan ke Bakauheni yang tadinya ditempuh 12 jam jadi 5 jam, ternyata arus kenaikannya sampai 40%. Terutama di akhir minggu, libur panjang, itu tinggi sekali. Kalau seperti itu forecast pasti selalu salah. Apa lagi pak Jokowi target 2024 Banda ACeh sampai Banyuwangi tersambung tolnya. Nggak kebayang peningkatannya seperti apa," kata Ira.
Oleh karena itu mulai 1 Maret lalu ASDP Indonesia Ferry mulai memberlakukan reservasi online. Penumpang bisa memesan tiket 60 hari sebelum hari H sampai 6 jam sebelum keberangkatan. Pemesanannya bisa melalui website, Alfamart hingga aplikasi Ferizy. Saat ini penerapannya baru dilakukan di jalur Merak-Bakauheni dan KEtapang-Gilimanuk.
"Jadi dengan digitalisasi dan cashless itu kita menjadi lebih akuntabel dan yang paling penting bisa mengatur antrian dengan waktu yang lebih terukur. Jadi orang bisa mengatur kira-kira mau sampai pelabuhan jam berapa itu bisa diatur, bukan datang nunggu berjam-jam," terang Ira.
Dia menggambarkan dalam masa paling puncak, proses penumpang dari antrian, membeli tiket hingga masuk kapal biasanya membutuhkan waktu 6 jam. Dengan adanya reservasi online penumpang hanya butuh waktu 1,5 jam.
Waktu itu bukan berarti proses alur masuk penumpang saja. Sebab di pelabuhan penyebrangan kapal untuk bersandar saja membutuhkan waktu cukup lama. Belum lagi proses loading dan unloading kendaraan yang bisa memakan waktu 1 jam.
Reservasi online ini juga membuat penumpang menyesuaikan kedatangannya ke pelabuhan. Mereka tidak perlu lagi datang dalam waktu yang bersamaan sehingga membuat antrian begitu panjang.
Simak Video "Video: Pelabuhan ASDP Batam Terjadi Lonjakan Penumpang selama Periode Lebaran"
[Gambas:Video 20detik]
(das/fdl)