Pandemi virus Corona (COVID-19) menyebabkan jumlah penerbangan pesawat Garuda Indonesia anjlok hingga 90%. Saat ini, hanya 10% dari total penerbangan Garuda yang masih beroperasi.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan, akibat COVID-19 ini pesawat Garuda kalah 'pamor' dengan perjalanan darat. Banyaknya prosedur yang harus dilalui penumpang untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat menyebabkan masyarakat lebih memilih bepergian menggunakan jalan darat.
Alasan utama yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jalan darat ialah rapid test.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin terbuka saja. Karena keharusan rapid test, dan sebagainya kita kalah bersaing dengan jalan darat. Kalau ke airport kan prosesnya banyak, begini-begini, kalau naik mobil ya langsung saja," kata Irfan dalam wawancara virtual bersama Rakyat Merdeka, Jumat (24/7/2020).
Untuk terus mendorong minat masyarakat bepergian menggunakan pesawat, Garuda memberikan pelayanan kemudahan rapid test, dan juga pengembalian biaya rapid test dengan kerjasama dengan Himpunan Bank-bank Negara (Himbara).
"Kita coba buka opsi-opsi untuk siapa pun bisa melakukan rapid test. Dan kalau buka situs kita, ada fitur yang memungkinkan sekarang, yang pertama adalah bekerja sama dengan Himbara, untuk 800 orang pertama, pengembalian biaya rapid test," jelas dia.
Selain itu, meski kondisi saat ini penumpang sangat sedikit, Garuda tetap melakukan penerbangan ke semua tujuan domestik yang selama ini sudah dilayani, minimal 1 hari sekali, dan ke luar negeri minimal 1 minggu sekali.
"Pergi ke Solo sekarang ini, mungkin waktu yang paling menyenangkan karena terlalu sering kosong. Dan kita pernah berpikir apakah kita bikin Jakarta-Solo 3 hari sekali, 2 hari sekali, nggak, tetap kita buat Jakarta-Solo sehari sekali," urainya.
Ia mengatakan, sebagai maskapai pelat merah atau pun maskapai nasional, Garuda Indonesia tetap menjaga konektivitas. "Kita memang harus mengikuti arrangement dan dinamika yang ada di masyarakat. Jadi semua sebenarnya yang kita lakukan adalah memastikan bahwa ada konektivitas, ini dulu yang penting," tutup Irfan.
(fdl/fdl)