Bisakah RI Terapkan Kebiasaan Kerja-Belajar di Rumah Selamanya?

Bisakah RI Terapkan Kebiasaan Kerja-Belajar di Rumah Selamanya?

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 28 Jul 2020 11:56 WIB
Seorang murid sekolah dasar (SD) belajar melalui siaran streaming TVRI di rumahnya, di Padang, Sumatera Barat, Senin (13/4/2020). Kemendikbud resmi meluncurkan program Belajar dari Rumah bersama TVRI mulai Senin hingga Jumat, dengan total durasi tiga jam per hari untuk semua tayangan sebagai alternatif belajar di tengah pandemi virus korona (COVID-19). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menginginkan ada transformasi setelah pandemi Corona (COVID-19) berakhir. Salah satunya terkait kerja dari rumah (work from home/WFH) yang sudah menjadi kebiasaan di masa pandemi.

Ketua Tim Asistensi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Tirta Hidayat mengatakan Indonesia bisa mencontoh negara lain bahwa bekerja bisa di mana saja. Dia sendiri menyebut kementeriannya sedang berlatih menuju ke sana dan berharap diikuti oleh Kementerian/Lembaga (K/L) lain.

"Salah satu pelajaran kalau kita bicara transformasi ke depan itu bagaimana membuat hal-hal yang kita lakukan menjadi permanen. Contohnya WFH kalau kita balik bekerja di kantor lagi, kita nggak belajar (dari new normal). Mungkin walaupun nggak semuanya mungkin ada yang sebagian besar ini bisa di rumah, kamu nggak usah ke kantor, ini bisa di rumah. Tapi pakai target misalnya output-nya atau hasilnya harus jelas," kata Tirta dalam webinar, Selasa (28/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan kita nggak belajar dari apa yang sudah kita alami. Orang semua sekarang heran, ternyata bisa dikerjakan dengan baik (di rumah)," imbuhnya.

Begitu juga dengan kegiatan sekolah, kegiatan sekolah yang secara tatap muka bisa dikurangi dinilai akan sangat efisien.

ADVERTISEMENT

"Mungkin sekolah ke depan, gedung sekolah nggak milik satu sekolah tertentu. Jadi sekolah A dia masuk Senin sama Jumat misalnya untuk kegiatan yang nggak bisa dilakukan di rumah, tapi dia menyewa gedung itu. Nanti sekolah yang lain masuk Selasa dan seterusnya itu lebih efisien banget benar-benar," ucapnya.

Meski begitu, Tirta bilang, pemerintah harus memfasilitasi kekurangan masyarakat yang belum bisa menerapkan itu. Sebab tidak semua masyarakat memiliki akses digital.

"Kemarin saya baca bahkan bisa bikin nangis ada seorang bapak yang tidak punya catatan kriminal sama sekali itu ditangkap karena mencuri laptop demi anaknya bisa sekolah di rumah. Coba bayangkan, jadi artinya itu harus jadi perhatian pemerintah bagaimana memfasilitasi ini. Sekali lagi transformasi kita perlu lakukan apa yang bisa kita pelajari kita terapkan nanti ke depan, tetapi tentu ada hal-hal yang harus diatasi," tandasnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads