Pemerintah Mau Pangkas Impor Bahan Baku hingga 35%, Caranya?

Pemerintah Mau Pangkas Impor Bahan Baku hingga 35%, Caranya?

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 28 Jul 2020 17:15 WIB
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita kunjungi KPK. Kedatangannya untuk membahas mengenai pencegahan korupsi.
Menperin Agus Gumiwang (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penurunan impor bahan baku industri hingga 35%. Substitusi impor tersebut ditargetkan tercapai di tahun 2022. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita ada beberapa strategi untuk merealisasikan hal tersebut.

Dia menjelaskan pihaknya sudah menyusun peta jalan atau roadmap-nya. Sebelum pandemi COVID-19, Kemenperin sudah memetakan industri prioritas yang akan didorong dalam rangka mengurangi ketergantungan impor, yaitu elektronik, otomotif, kimia, tekstil, serta makanan dan minuman.

Pihaknya menambah dua sektor, yaitu farmasi dan alat kesehatan (alkes) yang akan didorong untuk mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun setelah COVID-19 ini pelajaran berharganya. Tadi yang pertama pelajaran berharganya bagi Indonesia adalah masih tidak dalamnya, masih rendahnya struktur industri yang ada di Indonesia. Pelajaran keduanya adalah kita harus mewujudkan Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam sektor kesehatan," kata dia dalam acara Mid-Year Economic Outlook 2020 via virtual, Selasa (28/7/2020).

Agus menjelaskan 88% impor dikontribusikan oleh industri pengolahan. Urutannya adalah adalah industri mesin, industri kimia, industri logam, industri elektronika, industri makanan, industri peralatan listrik, industri tekstil, industri kendaraan bermotor, dan industri barang logam. Untuk itu, impor di industri tersebut bakal direm.

ADVERTISEMENT

"Yang pertama adalah penurunan impor melalui substitusi impor pada industri dengan nilai impor besar," sebutnya.

Pihaknya juga akan mendorong pendalaman struktur industri. Sebab struktur industri Indonesia masih belum terlalu dalam. Kata Agus banyak 'pohon' industri yang 'bolong'. Untuk menambal bolong itu maka perlu meningkatkan kapasitas industri ataupun investasi.

Untuk mewujudkan kemandirian bahan baku, menurut Agus juga dibutuhkan regulasi dan insentif, yang mana saat ini belum mendukung.

Berikutnya yang diupayakan adalah peningkatan utilisasi produksi seluruh sektor industri pengolahan. Pada akhir tahun, utilisasi ditargetkan 60%.

"Utilisasi pada tahun 2020 ini akan kita dorong Desember ke 60%. Sebagai informasi utilisasi rata-rata sektor industri manufaktur sebelum terjadinya COVID-19 itu sebesar 75%. Tapi setelah Covid hadir kira-kira pada bulan Maret-April itu turun drastis ke 40%. Namun sekarang data yang kami miliki di Kementerian Perindustrian, utilisasi secara rata-rata di sektor industri manufaktur sudah naik kembali ke titik 50%, ke 49,5%," tambahnya.




(toy/dna)

Hide Ads