Kekhawatiran akan krisis ekonomi yang ditimbulkan virus Corona dinilai menjadi alasan utama naiknya harga emas terus menerus sejak awal tahun. Menurut analis emas dari Monex Investindo, Ariston Tjendra, banyak investor mulai mencari aset aman.
Emas sendiri, menurut Ariston, dinilai bisa menjadi save haven alias aset aman. Maka dari itu banyak investor memindahkan hartanya ke emas, sehingga memicu kenaikan harga emas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekhawatiran krisis, jadi tiap kali ada krisis itu para investor cari aset aman. Pilihannya ada beberapa misalnya emas Dolar AS, Yen Jepang. Karena emas ini save haven, aset aman," ujar Ariston kepada detikcom, Minggu (2/8/2020).
Baca juga: Harga Emas Cetak Rekor Melulu! |
Ariston juga mengatakan bahwa kenaikan harga emas masih bisa terus terjadi. Terlebih lagi sentimen kekhawatiran akan virus masih ada. Apalagi kalau vaksin belum juga ditemukan.
"Fundamental kekhawatirannya belum hilang, apalagi belum ada vaksin. Vaksin kalau sudah ada, bisa langsung turun kencang harga emas," kata Ariston.
Dari catatan detikcom, menurut riset Bank of America (BofA) yang dilansir dari CNBC, alasan di balik harga emas terus cetak rekor adalah kebijakan Bank Sentral AS yang masih mempertahankan suku bunga acuan 0-0,25%.
Implikasinya membuat peningkatan inflasi, hal ini membuat sentimen para investor masih enggan mengincar produk investasi saham dan sejenisnya.
"Dengan tingkat suku bunga di level nol, dukungan untuk harga emas datang dari inflasi yang tinggi," tulis riset BofA.
Simak Video "Antrean Beli Emas di Butik Antam Pulogadung Membludak!"
[Gambas:Video 20detik]
(eds/eds)