Waduh! Macet di DKI Jakarta Bikin Rugi Rp 65 T

Waduh! Macet di DKI Jakarta Bikin Rugi Rp 65 T

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 06 Agu 2020 08:35 WIB
Arus lalu lintas di Jakarta mulai ramai memasuki masa transisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pekan kedua, Senin (8/6/2020). Pantauan detikcom, Senin (8/6/2020) sekitar pukul 08.30 WIB, kemacetan terjadi di TB Simatupang Lebak Bulus mengarah ke Bundaran Pondok Indah.
Ilustrasi/Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Kemacetan sangat lekat menjadi penampilan DKI Jakarta. Hampir di tiap sudut kota kemacetan terjadi. Kemacetan di Jakarta ternyata bisa membuat rugi hingga Rp 65 triliun per tahun.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dia menjabarkan kemacetan di Jakarta sudah menimbulkan kerugian ekonomi puluhan triliun.

"Kerugian ekonomi (karena kemacetan) adalah Rp 65 triliun per tahun menurut World Bank tahun 2019," ungkap Budi Karya dalam sebuah webinar dengan SBM ITB, Rabu (5/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan cuma rugi Rp 65 triliun saja, Budi Karya mengatakan kemacetan juga menghambat pertumbuhan ekonomi. Dia mengatakan 1% peningkatan urbanisasi hanya berdampak pada 1,4% terhadap PDB per kapita.

Padahal dalam paparannya, 1% peningkatan urbanisasi di China meningkatkan 3% PDB per kapita, dan di negara-negara Asia Timur dan Pasifik lainnya meningkatkan 2,7%.

ADVERTISEMENT

"Kemacetan itu diidentifikasi jadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi. Maka akibat kemacetan peningkatan urbanisasi 1% hanya berdampak pada 1,4% PDB per kapita," ungkap Budi Karya.

Budi Karya juga mengatakan Jakarta masih masuk ke dalam 10 kota termacet di Asia. Dengan tingkat kemacetan kota mencapai 53%. Budi Karya juga menyebut Surabaya dan Bandung juga masuk dalam kota termacet di Asia.

"Saat ini Jakarta masuk dalam kota tingkat kemacetan 53%, berada pada peringkat ke 10 termacet di Asia. ADB di tahun 2019 menyatakan Jakarta, bahkan Surabaya, Bandung, juga masuk kota termacet di Asia," papar Budi Karya.

Bikin rugi Rp 65 triliun, bagaimana langkah Pemprov DKI Jakarta untuk menekan kemacetan?

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo memaparkan pihaknya sudah punya strategi menekan kemacetan yang dinamakan dengan push and pull strategy. Maksudnya mendorong masyarakat meninggalkan angkutan pribadi dan menarik masyarakat menggunakan transportasi umum.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Saat ini salah satu kebijakan untuk mendorong masyarakat naik angkutan umum sudah dilakukan sejak lama yaitu skema ganjil genap. Diharapkan kebijakan ini mampu mengurangi penggunaan angkutan pribadi.

"Prinsip besar kami adalah pull and push strategy. Kami sudah terapkan saat ini ganjil genap sebagai push strategy," ujar Syafrin dalam webinar yang sama.

Kemudian kebijakan selanjutnya yang akan dilakukan adalah menerapkan kebijakan jalan berbayar alias electronic road pricing (ERP). Serta kebijakan tarif parkir tinggi. Syafrin mengatakan kedua kebijakan ini bisa dilakukan satu dua tahun ke depan.

"Kemudian dalam satu dua tahun ke depan akan kami buat ERP. Kami juga akan dorong manajemen parkir dengan menerapkan tarif yang tinggi," ujar Syafrin.

Khusus untuk skema ganjil genap selama pandemi, Syafrin sendiri memberikan catatan khusus. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan berbeda di tengah pandemi.

Alih-alih mendorong orang menggunakan transportasi umum, ganjil genap selama pandemi dilakukan untuk membatasi orang berpergian.

Syafrin melanjutkan, strategi kedua untuk mengurangi macet Jakarta adalah menarik masyarakat naik angkutan umum. Caranya dengan melakukan integrasi sarana dan prasarana transportasi umum, bahkan untuk tarifnya sekalipun.

"Dari sisi pull strategy-nya kita integrasikan layanan umum yang ada. Keseluruhannya, akan diintegrasikan baik sarana dan prasarana maupun integrasi operasionalnya, termasuk di dalamnya ada tarif bundling," ujar Syafrin.

Pemprov sendiri menurut Syafrin, sudah membentuk perusahaan untuk mengelola integrasi sarana dan prasarana integrasi transportasi di Jakarta. Perusahaan itu adalah PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ).

Selain itu, Syafrin juga mengatakan pihaknya sudah membentuk PT Jaklingko Indonesia yang akan bertanggung jawab mengintegrasikan tarif angkutan umum di Jakarta.



Simak Video "Video: Merasakan Macetnya Jakarta Malam Ini"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads