Ekonomi Minus Tak Bikin Kaget
Raden mengaku pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 yang minus 5,32% bukanlah hal yang mengagetkan. Sebab, hal itu tercermin dari data-data atau indikator ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama tentu kita tidak kaget karena kita lihat berbagai data-data yang kita sebut indikator dini menunjukkan penurunan kegiatan secara signifikan dalam perekonomian kita sejak bulan April," katanya.
Dia mengatakan, penurunan kegiatan ekonomi sebenarnya sudah tampak pada Maret. Namun, penurunan secara drastis mulai tampak pada April.
Kondisi itu terjadi karena pemerintah meminta masyarakat bekerja dari rumah dan tidak berpergian.
"Sebab secara sengaja pemerintah menganjurkan bekerja dari rumah," terangnya.
Namun, turunnya ekonomi tak hanya terjadi di Indonesia. China, kata dia, pertumbuhan ekonominya turun sampai 6,5% pada kuartal I-2020. Sebab, virus ini menyebar di China pada kuartal IV tahun lalu. Negara-negara lain juga perekonomiannya tertekan cukup dalam karena Corona.
"Demikian juga berbagai negara lain seperti kita lihat Singapura minus sangat dalam, Amerika jadi kontraksi jauh lebih parah dari kita. Malaysia, Singapura, Amerika jadi seluruh dunia mengalami kontraksi. Jadi bukan sesuatu yang kaget namun tentu kita prihatin artinya kita harus mengambil langkah-langkah supaya mencegah kontraksi berlebihan lagi," paparnya.
Simak Video "Video Gibran: Indonesia Bisa Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia Lewat Industri Halal"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/ara)