Seorang pekerja di kilang raksasa BP Australia, Scott Tracey sempat dipecat pada tahun 2018 karena menyebarkan meme Hitler dengan kutipan yang mengolok-ngolok kebijakan perusahaan. Setelah melalui proses gugat-menggugat yang panjang dengan BP, Tracey akhirnya memenangkan keputusan pengadilan dan memperoleh kompensasi dari BP sekitar US$ 200.000 atau sekitar Rp 2,96 miliar (kurs Rp 14.800).
Awal mula kasus ini ketika Tracey yang jenuh dengan kebijakan perusahaan menyebarkan meme Hitler dalam film Downfall yang dirilis pada tahun 2004 silam. Meme itu dibuat oleh istri Tracey, menggunakan cuplikan ketika Hitler sedang marah karena kekalahannya di Perang Dunia II.
Dilansir dari The Sydney Morning Herald, Rabu (12/8/2020), setelah melihat meme itu, BP langsung memecat Tracey. Tak terima dengan keputusan perusahaan, Tracey menggugat BP. Namun, pada September 2019 Tracey kalah di pengadilan ketika Komisi Keadilan Bagi Pekerja (Fair Work Commission/FWC), lembaga pemerintah yang mengatur regulasi ketenagakerjaan di Australia menetapkan aksi Tracey sebagai perbandingan antara atasannya di BP dengan Nazi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah kalah, Tracey tak pantang mundur. Ia kemudian kembali meneruskan gugatan dengan meyakinkan FWC bahwa meme tersebut hanyalah sebatas lelucon.
Akhirnya, pengadilan menguatkan gugatan Tracey dan menetapkan Tracey harus bekerja kembali di kilang minyak BP pada Maret 2020 lalu. BP juga harus membayar kompensasi US$ 200.000 atas gaji-gaji Tracey yang tak diperolehnya selama gugatan berlangsung.
Namun, BP merasa Tracey hanya pantas memperoleh kompensasi sebesar US$ 150.000 atau sekitar Rp 2,2 miliar karena ia masih dianggap bersalah atas aksi menyebarluaskan meme itu. BP juga menyebut Tracey memiliki peluang pekerjaan lain selama kasus masih berlangsung.
Tetapi FWC memutuskan tidak ada bukti tentang prospek pekerjaan Tracey yang bertentangan dengan klaimnya yang telah dia cari. FWC mengatakan kesalahannya cukup serius untuk membenarkan pengurangan uang yang akan dia peroleh dari promosi yang potensial.
Pada akhirnya, FWC menetapkan BP untuk membayar kompensasi gaji dan bonus sebesar US$ 177.324,93, dan US$ 24.069,99 untuk pensiun, sehingga totalnya US$ 201.393 atau sekitar US$ 200.000.
Sekretaris Serikat Pekerja Australia Barat Brad Gandy yang mewakili Tracey mengatakan, serikat pekerja senang dengan keputusan itu. Tetapi menurutnya, keputusan itu tak menghilangkan drama dan sakit hati yang harus Tracey peroleh dari perlakuan BP.
"Kami berharap ini menandai akhir dari babak yang benar-benar tidak mendidik dari manajemen BP. Menyeret seorang pekerja yang jujur dalam melewati hampir dua tahun stres dan ketidakpastian, adalah perilaku perusahaan yang buruk," kata Gandy.
(fdl/fdl)