Jauh pada tahun 2018 lalu, Fadli Zon juga sempat mengkritik kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Saat masih menjabat, Susi dinilai tidak memperhatikan nasib nelayan.
"Di tempat lain, kita membangga-banggakan jumlah kapal nelayan asing yang berhasil ditenggelamkan, serta klaim populasi ikan yang meningkat. Seolah itu adalah ukuran keberhasilan Kementerian Kelautan dan Perikanan," cuitnya dalam akun Twitter @fadlizon, seperti dikutip Rabu (7/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli bahkan menyebut nasib nelayan saat ini kerap dikriminalisasi lantaran persoalan penggunaan alat tangkap yang tak kunjung selesai.
"Padahal, di saat yang bersamaan, nelayan kita masih menjadi kelompok termiskin, bahkan sempat menjadi kelompok yang rentan terkena kriminalisasi gara-gara persoalan alat tangkap," sambungnya.
Susi pun kala itu membalas: "Ukuran keberhasilan yg telah anda lakukan apa Pak Fadli yth??? Mohon pencerahan," balas Susi
Namun akhir tahun lalu, Fadli berada di pihak Susi soal ekspor benih lobster. Dia tidak sependapat dengan koleganya di Partai Gerindra, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang mengizinkan ekspor benih lobster.
"Sy sarankan pd kolega sy Menteri Edhy Prabowo untuk mempertimbangkan masukan n kritik yg baik soal benih lobster," cuit Fadli pada akun Twitternya @fadlizon, seperti dikutip Selasa (17/12/2019).
Fadli menyarankan Edhy untuk menimbang kembali rencananya tersebut dan mempertahankan kebijakan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti. Fadli bilang, Susi punya nasionalisme yang tinggi.
"Jangan apriori walau datang dr manapun apalagi dr pendahulu @susipudjiastuti yg punya nasionalisme tinggi. Sy yakin Menteri Edhy Prabowo akan bijak bersikap," cuitnya.
(upl/pl)