Sri Mulyani mewanti-wanti agar anggaran yang digunakan untuk penanganan pandemi COVID-19 tidak dikorupsi. Setidaknya total dana yang digelontorkan untuk mengatasi permasalahan yang diakibatkan virus Corona mencapai Rp 695 triliun.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu berharap instansi pemerintah yang diberi amanah menyalurkan dana tersebut dapat merealisasikannya hingga sebesar 95-98%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga mereka benar-benar mengikuti seperti yang saya sebutkan tadi, semoga tidak dikorupsi ya, supaya memberi manfaat kepada orang-orang. Saya pikir itu akan menjadi sesuatu yang baik bagi kita semua, tapi bisa jadi ada kendala," kata dia.
Dia itu menerangkan bahwa jika realisasi belanja pemerintah bisa mencapai 99% atau bahkan 100% itu merupakan suatu hal yang bagus. Tapi yang harus ditekankan adalah uang yang disalurkan itu tepat sasaran.
"Jika realisasi anggaran bisa mencapai hampir 99% atau 100% kemudian tepat sasaran itu bagus. Tapi jika serapan anggaran 99% tapi kualitas serapan dipertanyakan, itu menjadi alarm," jelasnya.
Dirinya pun menyoroti pemerintah daerah (pemda) dalam hal penggunaan anggaran. Sebab 1/3 belanja negara dilakukan oleh daerah.
"Kita berbicara tentang sepertiga dari pengeluaran sebenarnya tergantung pada pemerintah daerah dan kapasitas pemerintah daerah, kepemimpinan, kemampuan untuk menyampaikan semua berbeda dari provinsi ke kabupaten dan kemudian kota," tambah Sri Mulyani.
Simak Video "Video: Senyum Sri Mulyani Saat Ditanya Isu Mundur dari Kabinet Prabowo"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/fdl)