RI-Arab Bukan Cuma Kerja Sama Vaksin Corona, Ini Rinciannya

RI-Arab Bukan Cuma Kerja Sama Vaksin Corona, Ini Rinciannya

Hendra Kusuma - detikFinance
Sabtu, 22 Agu 2020 23:00 WIB
Tel Aviv City Hall is lit up with the flags of the United Arab Emirates and Israel as the countries announced they would be establishing full diplomatic ties, in Tel Aviv, Israel, Thursday, Aug. 13, 2020. In a nationally broadcast statement, Prime Minister Benjamin Netanyahu said the
Foto: AP Photo/Oded Balilty
Jakarta -

Sehabis melakukan kunjungan kenegaraan di China, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI dan Menteri BUMN Erick Thohir langsung bertolak ke Uni Emirat Arab (UEA). Kunjungan itu tidak lain untuk membahas sejumlah rencana kerja sama bilateral.

Salah satu yang jadi prioritas, kata Erick adalah kerja sama ketahanan energi.

"Setelah ini tentu kami ingin mendalami bagaimana ketahanan daripada energi bisa dilakukan dengan UAE," kata Erick dalam konferensi pers, Sabtu (22/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantaran, Indonesia, kata Erick, ketergantungan akan impor energi terutama minyak masih cukup tinggi. Untuk itu, pemerintah bertekad mencari jalan keluar atas masalah tersebut.

"Untuk mencari jalan keluar bagaimana kita bersama partner, negara sahabat kita UAE supaya kita bisa mendapatkan yang namanya solusi yang baik. Kita tidak mau hanya dijadikan pasar, tetapi kita juga ingin mendapat tambahan teknologi daripada negara besar seperti UAE yang khususnya di bidang energi," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Salah satu solusi untuk mengurangi impor energi tadi adalah mengembangkan energi baru terbarukan (EBT).

"Kita juga melakukan kerja sama tidak hanya di minyak, tetapi kita juga eksplor kerja sama sumber alam terbarukan, sumber energi terbarukan, karena itu salah satu poin meeting yang akan kita lakukan, bagaimana PLN bisa mentrasformasi dengan partner dari Masdar membangun daripada energi tenaga surya yang awalnya sekarang di Cirata dan kita akan eksplor lagi di beberapa daerah lain," paparnya.

Lalu, ada juga kerja sama ketahanan pangan. Menurut Erick, Indonesia punya potensi yang sangat besar dark segi ketahanan pangan. Berpotensi untuk di ekspor ke pasar global. Akan tetapi, punya kekurangan yakni terkait produktivitasnya. Untuk itu, diharapkan kerja sama dengan UEA ini bisa meningkatkan produktifitas sekaligus kualitas pangan RI.

"Kita melihat, ada potensi pasar yang besar. Tidak hanya tadi Indonesia dengan UAE dan UAE juga sebagai pusat distribusi untuk daerah Afrika dan Timur Tengah. Dan kita ingin pastikan standarisasinya baik. Ini yang menjadi kekurangan kita dalam memproduksi daripada hasil pangan kita, yang kita kalah dengan negara-negara tetangga. Nah ini yang kita harapkan bagaimana kerja sama ini kita bisa menaikkan kualitas daripada produksi pangan kita sekalian juga mensecurity daripada kebutuhan pangan yang ada di Indonesia," pungkasnya.




(hek/dna)

Hide Ads