Respons Sri Mulyani Soal RI Tinggal Sejengkal Lagi Resesi

Respons Sri Mulyani Soal RI Tinggal Sejengkal Lagi Resesi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 23 Agu 2020 06:45 WIB
Sri Mulyani ditunjuk Presiden Jokowi untuk menjadi menkeu. Hari ini Rabu (27/7/2016), serah terima jabatan menkeu dari Bambang Brodjonegoro ke Sri Mulyani digelar di Kemenkeu, Jakarta.
Foto: Rachman Haryanto

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan saat resesi akan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemungkinan bagi pekerja yang memiliki kontrak jangka pendek, tidak akan diperpanjang.

"Tentu saja perusahaan-perusahaan yang punya kontrak jangka pendek atau kontraknya terbatas misalnya, dia tidak akan dilanjutkan untuk perpanjangan kontrak. Kemungkinan itu terutama bagi industri-industri yang terpengaruh sampai akhir tahun bahkan sampai tahun depan seperti industri penerbangan dan sebagainya itu yang saya kira masih relatif terkendala," kata Tauhid kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan PHK banyak terjadi saat resesi karena permintaan atau konsumsi dari masyarakat akan menurun. Para pengusaha pun terpaksa harus melakukan efisiensi terhadap karyawannya.

"Masyarakat bawah daya belinya turun, masyarakat atas punya uang tapi dia berhati-hati dalam spending sehingga pelaku usaha itu kan bergantung kepada pembelian konsumen. Kalau yang beli sepi maka pelaku usaha, produsen-produsen, pabrik-pabrik yang jualan pasti akan turun dari sisi penjualan, kalau turun terpaksa dia melakukan efisiensi salah satunya PHK karyawan," jelasnya.



Simak Video "Video: DPR Sebut Efisiensi Anggaran Tapi Utang Bertambah, Ini Kata Istana"
[Gambas:Video 20detik]

(kil/zlf)

Hide Ads