Kritikan Ekonom Terhadap Kebijakan Pemerintah di Tengah Pandemi

Kritikan Ekonom Terhadap Kebijakan Pemerintah di Tengah Pandemi

Tim Detikcom - detikFinance
Senin, 31 Agu 2020 18:40 WIB
Ekonom dan politikus
Foto: Muhammad Ridho

3. Prasetyantoko

Sementara itu, pakar ekonomi sekaligus Rektor Unika Atma Jaya Prasetyantoko menyarankan pemerintah segera melakukan transformasi ekonomi sebagai hikmah dari kehidupan normal baru akibat pandemi COVID-19 ini. Pasalnya, ia meyakini pasca-pandemi perekonomian global akan mengalami perubahan yang cukup signifikan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan adanya perpindahan atau shifting ekonomi yang akan tumbuh di sektor-sektor yang punya basis teknologi. Perlu dilihat lagi, aspek lingkungan dan digital perlu dielaborasi lebih jauh, dan punya kebijakan teknologi, inklusi keuangan dalam konteks perubahan yang terjadi," urai Prasetyantoko yang hadir melalui virtual dalam RDPU tersebut.

Ia juga menyarankan agar pemerintah fokus untuk membangun industri ramah lingkungan, seperti mobil listrik.

ADVERTISEMENT

"Perlu ada narasi bangun industri ramah lingkungan. Indonesia punya potensi electric car dengan potensi produksi nikel, dan kita adalah terbesar. Investasi baterai listrik perlu diperhitungkan dan ada BUMN di situ," jelas dia.

4. Enny Sri Hartati

Direktur Institute for Developement of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati juga mengkritik dari sisi penyaluran anggaran. Menurutnya, realisasi anggaran PEN sangat krusial untuk membangkitkan perekonomian dari dampak COVID-19.

"Apakah kuartal III-2020 akan lebih baik atau buruk? Kuncinya adalah efektivitas dari belanja pemerintah. Jadi kalau saweran stimulus ini cukup tepat sasaran maka ini yang akan mampu untuk melandaikan membuat kurva pembalikan tidak akan berlanjut," tegas Enny.

Sementara itu, per 31 Agustus ini realisasi PEN masih di angka 27,7% atau Rp 192,53 triliun dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun.

Ia pun menegaskan, resesi ekonomi tak bisa lagi terelakkan.

"Apakah kita akan menghadapi resesi atau tidak resesi? Yang pasti kita resesi," tutupnya.


(upl/upl)

Hide Ads