Ekonomi RI Belum Bisa Full Power Hingga Pertengahan 2021

Ekonomi RI Belum Bisa Full Power Hingga Pertengahan 2021

Hendra Kusuma - detikFinance
Kamis, 03 Sep 2020 06:25 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pemerintah menyebut kondisi perekonomian Indonesia belum bisa tumbuh maksimal atau full power hingga pertengahan tahun 2021 atau semester I tahun depan. Meski saat itu, vaksin Corona sudah ditemukan.

Hal ini diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja (raker) dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang asumsi dasar makroekonomi tahun anggaran 2021.

Sri Mulyani mengatakan pemulihan ekonomi nasional masih sangat bergantung pada ketersediaan vaksin. Hanya saja vaksinasi massal baru terjadi pada semester II tahun depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah padahal berkeyakinan vaksinasi massal sudah bisa dilakukan pada awal 2021. Pertumbuhan ekonomi tanah air pada tahun depan di targetkan sebesar 4,5-5,5%.

"Ini didasarkan ke momentum dari pemulihan terjaga meski ketidakpastian COVID terjadi. Semua prediksi mengenai vaksin baru akan bisa dilakukan secara meluas ditemukan dan dilakukan, pada semester II," kata Sri Mulyani, Rabu (2/9/2020).

ADVERTISEMENT

"Sehingga semester I tahun depan tidak bisa asumsi pemulihan fully power karena COVID," tambahnya.

Sri Mulyani menjelaskan, dampak pandemi Corona berhasil menahan laju pemulihan daya beli masyarakat atau tingkat konsumsi rumah tangga dan investasi.

"Kita sangat bergantung pada pemulihan semester II dan ini berikan pengaruh ke seberapa tinggi pemulihan di 2021," jelasnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, perbaikan ekonomi sudah mulai terjadi pada kuartal III-2020. Namun, hal itu masih dibayang-bayangi faktor ketidakpastian yang berasal dari COVID-19. Bahkan, dampaknya belum hilang hingga semester I-2021.

Dirinya berharap, pergerakan atau mobilitas masyarakat yang mulai tinggi karena adanya relaksasi pembatasan sosial dapat meningkatkan konsumsi dan bisa memulihkan ekonomi nasional.

"Tapi pengaruh COVID mungkin belum bisa sepenuhnya hilang di semester I, kami prediksi pemulihan tidak strong power. Di semester II bisa diharapkan seandainya vaksinasi bisa dilakukan dan itu bisa confidence," katanya.

"Mobilitas sudah tunjukkan aktivitas masyarakat meningkat dibandingkan Maret, April, Mei lalu. Dan ini yang diharapkan aktivitas lebih tinggi, terjemahannya konsumsi dan aktivitas ekonomi mulai pulih bertahap," tambahnya Sri Mulyani.



Simak Video "Video Update Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads