Insinyur Jadi Kunci Ketahanan Pangan hingga Kesehatan RI

Insinyur Jadi Kunci Ketahanan Pangan hingga Kesehatan RI

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 09 Sep 2020 19:55 WIB
Optimistis Pembangunan Apartemen di Luar Jakarta

Pekerja menyelesailan Topping off proyek apartemen
Progres pembangunan proyek properti apartemen Podomoro Golf View di Depok, Jawa Barat, Senin (23/10/2017). Harga hunian, khususnya apartemen di Jakarta yang semakin mahal menjadikan pengembang properti di sisi luar Jakarta optimis apalagi dengan keberadaan jalan TOL lingkar luar (JORR) dan LRT yang terus dikembangkan untuk sarana transportasi. Grandyos Zafna/detikcom

-. Pengembang PT Graha Tunas Selaras, entitas anak PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) melakukan prosesi tutup atap atau topping off Tower Balsa. Ini merupakan menara kedua dari rencana 25 menara di atas lahan seluas hampir 60 hektare yang akan dibangun secara bertahap. Hunian terpadu yang akan terdiri dari sekitar 37.000 unit apartemen ini terintegrasi sistem kereta ringan atau LRT.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) memberikan dampak besar bagi seluruh sektor di Indonesia, mulai dari manufaktur, pangan, kesehatan, dan sebagainya.

Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan, untuk menghadapi masa setelah pandemi, maka insinyur Indonesia harus melakukan transformasi ke digital besar-besaran.

"Proses transformasi profesi keinsinyuran oleh PII, menjadi keharusan saat ini agar seluruh kebutuhan sumber daya manusia bidang insinyur untuk pembangunan bangsa di segala sektor ini nantinya harus diisi sepenuhnya oleh insinyur-insinyur kita," kata Heru dalam peluncuran dan bedah buku Redesigning Indonesia: An Engineer's View secara virtual, Rabu (9/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Heru, transformasi untuk menyesuaikan tatanan kehidupan baru itu adalah keharusan. Pasalnya, kemandirian ketahanan nir-militer seperti ketahanan pada sektor kesehatan, teknologi, pangan dan energi juga bergantung pada karya besar para insinyur.

"Ketangguhan dan kemandirian bangsa di dalam menghadapi segala bentuk tantangan jaman ternyata harus banyak dikerjakan oleh manusia-manusia Indonesia yang berprofesi sebagai insinyur," urainya.

ADVERTISEMENT

Jika insinyur Tanah Air tak segera melakukan penyesuaian terhadap zaman, ia khawatir Indonesia akan kalah jauh dengan negara lain.

"Jika kita tidak siapkan segera, maka bangsa kita akan bisa dilibas habis oleh kekuatan bangsa-bangsa lain yang telah mempersiapkan diri jauh lebih baik," imbuh dia.

Dalam peluncuran buku itu juga, Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, para insinyur harus punya satu tujuan untuk menciptakan berbagai inovasi yang akan bermanfaat bagi negeri. Ia pun meminta Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro yang juga hadir dalam acara tersebut untuk rutin menggelar diskusi dengan para insinyur agar memiliki satu visi.

"Mudah-mudahan oleh Pak Menteri ini para insinyur bisa satu gerbong, satu rombongan, sering-sering diajak ngobrol, diskusi. Karena banyak insinyur yang street smart, yang pintarnya di jalan. Ada banyak yang berinovasi, mulai bahan bakar dari air, macam-macam," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu.

Ketahanan di tengah pandemi

Pandemi Covid-19 menjadi kawah candra di muka ketahanan nasional bagi bangsa-bangsa di dunia. Peringkat Indonesia dalam konteks ekonomi dunia ke depan sangat ditentukan pada masa pandemi Covid-19 ini.

Sebelum pandemi, sejumlah lembaga internasional memprediksi bahwa Indonesia bakal menjadi salah satu kekuatan dunia pada 2030. Namun demikian, pandemi mengubah banyak hal secara drastis pada sejarah dan peradaban manusia.

"Bagi Persatuan Insinyur Indonesia, pandemi merupakan langkah awal untuk meredesain Indonesia. Kami, para insinyur memilih untuk melakukan refleksi dan reimagination, mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan selama dan setelah pandemi," kata Heru

Menristek Bambang, berharap Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mampu mendorong sinergi triple helix untuk agar inovasi dapat berjalan.

"Kami berharap PII bisa mendorong sinergi triple helix berjalan mulus karena banyak anggota PII yang bergerak di sektor swasta maupun BUMN dan juga akademisi," kata Bambang.

Saat ini, ia melanjutkan, inovasi dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi menjadi prioritas. Teknologi informasi dan komunikasi mampu menjalankan less contact economy pada masa pandemi Covid-19 ini.

Less contact economy ditandai dengan adanya hyperconnectivity antar manusia melalui teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan demikian, harus ada subsitusi kegiatan ekonomi yang konvensional menjadi digital.

"Revolusi industri 4.0 sudah berlangsung sejak sebelum pandemi. Tapi pandemi mempercepat terjadinya revolusi industri dan teknologi digital bisa menjadi jawabannya," katanya.

Sinergi yang dibutuhkan

Ilham Habibie, menambahkan sinergi yang dibutuhkan saat ini tak sebatas triple helix, tetapi juga quatro helix. Pasalnya, pemerintah perlu bersinergi dengan akademisi, swasta, juga civil society dalam melakukan inovasi.

Ia mengajak seluruh pihak untuk berinovasi dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan pasar yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan produk dan jasa sektor TIK nasional

"Kalau tidak hati-hati, kita hanya jadi penonton di dunia 5G," katanya.

Namun demikian, inovasi tak mungkin mendapat tempat di dalam negeri bila tak ada campur tangan pemerintah. Dia berpendapat perlu adanya komitmen pemerintah untuk menerapkan produk dan jasa nasional di seluruh wilayah Indonesia.

Ilham mencontohkan, Korea bisa memiliki industri mobil yang mendunia seperti Hyundai dan KIA karena nasionalisme rakyat Korea sangat tinggi.

"Di Korea semua rakyat dan pemerintahnya pakai mobil Korea. Dukungan kepada industri lokal dari negara itu sendiri sangat besar. Perlu ada semacam komitmen nasional seperti itu terus," ujarnya.

Sementara itu, Anindya Bakrie, mengatakan pandemi Covid-19 membuka peluang besar untuk sejumlah hal. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi hanyalah satu di antara sektor-sektor strategis lainnya.

"Upaya untuk fokus kepada sustainable environment sangat serius. Pemerintah dari sisi Kementerian ESDM hingga PLN serius untuk adanya energi baru dan terbarukan, khususnya di Indonesia Timur," ujarnya.




(ara/ara)

Hide Ads