Resesi di depan mata Indonesia. Terlebih lagi pada kuartal II, ekonomi Indonesia sudah terkontraksi hingga 5,3%. Bila angka minus ini berulang di kuartal III, maka Indonesia resmi masuk jurang resesi.
Seperti diketahui, resesi sendiri terjadi apabila perekonomian suatu negara terkontraksi alias minus selama dua kuartal berturut-turut. Beberapa negara tetangga pun sudah masuk ke dalam jurang resesi, seperti Singapura, Thailand, Malaysia, hingga Filipina.
Beberapa menteri mulai memaparkan prediksinya soal perekonomian Indonesia. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan misalnya, dia mengatakan kuartal III ini adalah waktu yang sangat krusial bagi ekonomi Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut menyebut pemerintah berupaya untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi. Meski masih minus, Luhut mengatakan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka minus 2% pada kuartal III.
"Kuartal III ini buat kita crucial time. Kita ingin angkat defisit kita dari minus kemarin, ke dekat pada angka 2% minus," ungkap Luhut dalam acara penandatanganan PPJT Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (9/9/2020).
Secara tahunan dia menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 0,5%. Atau paling buruk minus 0,5%.
Senada dengan Luhut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pernah memaparkan pada kuartal III 2020 outlook alias prediksi pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 0% hingga minus 2%. Hal tersebut menyusul belum terjadinya pembalikan ekonomi nasional yang solid.
"Kita memang melihat di kuartal III downside risk tetap menunjukkan risiko yang nyata, kuartal III outlook-nya antara 0% hingga negatif 2%" kata Sri Mulyani dalam konferensi APBN KiTa, Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Namun, berbeda dari Luhut, Sri Mulyani mengungkapkan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2020 akan berada di kisaran minus 1,1% hingga positif 0,2%.
Simak Video "Video Menkeu Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 4,7-5%"
[Gambas:Video 20detik]