Oleh sebab itu, ia meminta agar Pemprov DKI memberlakukan PSBB ini secara efektif, dan betul-betul bisa menekan penyebaran kasus harian.
"Jadi catatan bagi ekonomi akan baik kalau PSBB efektif. Karena kalau tidak efektif maka akan rugi. Kasus tidak turun, tapi ekonomi sudah terlampau rugi," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dihubungi secara terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah juga mengatakan hal senada. Ia bahkan yang sebelumnya memprediksi Indonesia pasti resesi di kuartal III-2020 dengan pertumbuhan yang -3%, namun dengan PSBB Jakarta ini diprediksi bisa minus di atas 3%.
"Tanpa pengetatan PSBB saya perkirakan minus 3%, artinya resesi. Dengan pengetatan PSBB pasti naik lagi, di atas 3%," imbuh Piter kepada detikcom.
Sementara, dampaknya pada pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020 bergantung pada masa pengetatan PSBB Jakarta. Ia menilai, jika PSBB diperketat lebih lama, maka perekonomian Indonesia akan benar-benar terpuruk.
"Pertanyaannya akan berapa lama pengetatan ini berlangsung? Kalau lama, misal hingga akhir tahun, dampaknya akan besar. Ekonomi akan benar-benar kembali terpuruk. Penyaluran kredit akan kembali terhenti," pungkas Piter.
(fdl/fdl)