Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada empat jurus yang akan diterapkan untuk menarik 143 perusahaan asing yang berpotensi merelokasi investasinya ke Indonesia.
Sebanyak 143 perusahaan asing ini mengalami penurunan bisnis akibat pandemi Corona. Semua perusahaan ini berada di China.
"Untuk mengatasi tantangan eksternal dan internal guna menangkap peluang relokasi dari China ke Asia Tenggara, pemerintah sadari pentingnya peningkatan iklim investasi dan daya saing Indonesia. Untuk itu pemerintah tengah mempersiapkan berbagai kebijakan," kata Airlangga saat menjadi pembicara kunci di acara HSBC Economic Forum, Rabu (16/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang Indonesia memiliki lima daerah yang berpotensi menjadi super hub. Sebanyak lima daerah itu adalah koridor Kawasan Segitiga Rebana di Jawa Barat, Koridor Bali-Nusa Tenggara, Koridor Sulawesi Utara, Koridor Batam-Bintan-Karimun-Tanjung Pinang, dan Kawasan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur.
Mantan Menteri Perindustrian ini mengatakan empat jurus yang disiapkan pemerintah adalah pertama, RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Menurut dia, beleid ini sudah dalam proses penyelesaian.
"Hal yang disasar, penciptaan lapangan kerja, peningkatan kompetensi pencari kerja, dan kesejahteraan pekerja. Sekaligus peningkatan produktivitas kerja serta peningkatan investasi," jelasnya.
Kedua, menyusun daftar prioritas investasi. Airlangga menjelaskan penyusunan daftar ini tidak hanya menggunakan pendekatan picking the winners, tetapi juga mencakup berbagai bidang usaha yang akan diberikan fasilitas baik perpajakan maupun non perpajakan.
Adapun kriteria yang sudah disusun pemerintah, dikatakan Airlangga antara lain industri yang berorientasi ekspor, substitusi impor, padat karya, padat modal, berteknologi tinggi atau high tech, dan berbasis digital.
"Diharapkan dengan daftar prioritas investasi ini, dapat menarik investasi yang bukan hanya besar, juga berkualitas dan mampu menciptakan lapangan kerja," katanya.
Ketiga, pemerintah melakukan pengembangan koridor sepanjang Pulau Jawa bagian utara. Pengembangan ini untuk menguatkan industri dan peningkatan konektivitas transportasi serta logistik. Koridor ini memiliki kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Diharapkan dapat mendorong pemanfaatan kawasan peruntukan industri sebagai pusat pengungkit pertumbuhan ekonomi baru guna mendukung investasi di sektor industri perdagangan dan jasa serta meningkatkan ekspor melalui peningkatan daya saing industri interkoneksi supply chain juga peningkatan value chain serta mengintegrasikan kawasan industri dengan sistem pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik," katanya.
Keempat, dikatakan Airlangga adalah pembangunan super hub sebagai sentra produksi perdagangan teknologi dan keuangan.
"Melalui super hub di daerah-daerah tersebut diharapkan bisa meningkatkan pemerataan ekonomi antar daerah," ungkapnya.
"Keyakinan bahwa ekonomi Indonesia melalui kebijakan konkrit dan tepat akan dapat mengatasi tantangan yang sedang dihadapi di 2020. Bersama kita harapkan, ke depannya, ekonomi Indonesia semakin kuat dan sukses," tambahnya.
(hek/fdl)