Indonesia Resesi Bulan Depan, Apa Sih Artinya?

Indonesia Resesi Bulan Depan, Apa Sih Artinya?

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 22 Sep 2020 17:46 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Ilustrasi resesi bursa saham anjlok/Foto: Pradita Utama

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menjelaskan, sejatinya resesi adalah siklus bisnis yang biasa. Dalam kondisi normal resesi adalah kondisi pemburukan ekonomi yang perlu dihindari.

"Tapi di tengah wabah pandemi COVID-19 saat ini resesi adalah suatu kewajaran. Hampir semua negara mengalami resesi. Resesi yang terjadi bukan cerminan kebijakan yg Salah tetapi Lebih dikarenakan wabah. Oleh Karena itu resesi bukan sebuah isu besar," tuturnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika diartikan sedang istirahat, memang terdengar tidak menakutkan. Tapi yang menimbulkan kekhawatiran adalah apa yang membuat ekonomi beristirahat? Apa karena kelelahan atau karena sakit? Jika penyebabnya yang kedua maka kekhawatiran menjadi lebih besar.

Ekonomi memang bisa sakit. Ada istilah yang namanya depresi. Depresi adalah kondisi ekonomi yang jauh lebih parah dari resesi. Ibarat manusia kejiwaannya sudah terganggu karena tingkat stres yang sangat tinggi.

ADVERTISEMENT

Jadi yang perlu dikhawatirkan adalah perkembangan resesi itu sendiri. Jika terus berkembang bisa menjadi krisis ekonomi. Roda perekonomian yang tadinya dianggap hanya beristirahat berubah menjadi depresi.



Simak Video "Pesan Jokowi ke Pemerintah yang Baru: Hati-hati Mengelola Negara"
[Gambas:Video 20detik]

(das/zlf)

Hide Ads