Bandar Emas di Dubai Diduga Terlibat Pencucian Uang Terkait Narkoba

Bandar Emas di Dubai Diduga Terlibat Pencucian Uang Terkait Narkoba

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 23 Sep 2020 10:00 WIB
A woman checks products in a gold and jewellery store in the central Anatolian city of Corum, Turkey, May 11, 2017. Picture taken May 11, 2017. REUTERS/Umit Bektas
Ilustrasi/Foto: REUTERS/Umit Bektas.

Pada tahun 2014, DEA merekomendasikan bahwa Departemen Keuangan AS harus secara terbuka menunjuk Kaloti sebagai masalah utama pencucian uang di bawah US Patriot Act. Di mana, itu akan berisiko pada bank global yang berbisnis dengan mereka.

Namun, Departemen Keuangan AS tidak pernah mengambil tindakan terhadap Kaloti. Mantan pejabat mengatakan pihaknya menunda keputusan atas rekomendasi tersebut, prihatin dengan reaksi Uni Emirat Arab, sekutu diplomatik utama, tempat Kaloti bermarkas. Ketika UEA gagal bertindak atas inisiatifnya sendiri, penyelidikan tersebut dibatalkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaloti tidak memiliki kesempatan untuk melihat atau menggugat bukti apapun karena tidak diperiksa oleh penyidik, dan mungkin ada alasan yang tidak diungkapkan yang membenarkan mengapa laporan tersebut tidak ditindaklanjuti.

Sementara itu, penyelidikan yang belum pernah diumumkan pemerintah AS itu didukung oleh membanjirnya laporan aktivitas mencurigakan dari bank-bank di seluruh dunia yang menangani uang Kaloti.

ADVERTISEMENT

Pemberi pinjaman termasuk Deutsche Bank dan Barclays menyerahkan 34 laporan terpisah tentang Kaloti ke Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan (FinCEN) Departemen Keuangan AS, menyoroti ribuan transaksi mencurigakan dari 2007 hingga 2015 senilai US$ 9,3 miliar (ÂŖ 7,26 miliar).

Pada tahun 2017, sebuah geng pencucian uang dihukum di Prancis karena mencuci hasil penjualan narkoba di seluruh Eropa termasuk Inggris.

Oktober lalu, BBC Panorama mengungkapkan bahwa sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh geng tersebut Renade International, telah menjual emas senilai US$ 146 juta (ÂŖ 114 juta) ke Kaloti pada tahun 2012 saja yang merupakan bagian dari pembelian emas senilai US$ 5,2 miliar yang dibayar dengan uang tunai.

Kaloti dengan keras menyangkal pernah bertindak tidak pantas dan mengatakan tidak pernah dituduh atau dihubungi oleh otoritas AS tentang kesalahan.


(acd/ara)

Hide Ads