Menteri Keuangan SriMulyani Indrawati memprediksi ekonomi di kuartal III-2020 akan minus 2,9% hingga minus 1,1%. Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan dari penjelasan Sri Mulyani tersebut maka bisa disimpulkan Indonesia kan masuk ke dalam resesi karena di kuartal II sebelumnya telah minus 5,3%.
"Oleh karena itu yang lebih penting dibicarakan oleh bangsa ini sekarang bukanlah tentang resesi tersebut tapi bagaimana kita bisa secepatnya keluar dari keadaan yang tidak kita inginkan ini," kata Anwar dalam keterangannya, Kamis (24/9/2020).
Menurut Anwar, untuk ke depan semua pihak bisa lebih bekerja keras dan melakukan langkah-langkah perbaikan agar ekonomi dalam negeri bisa pulih. Ia lantas memberikan 8 masukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, menurutnya, persatuan dan kesatuan di antara warga bangsa dan pemerintah s angat diperlukan terutama dalam menghadapi COVID-19 yang telah menyebabkan negeri ini dan banyak negara di dunia mengalami krisis.
"Kita harus usahakan dengan sekuat tenaga penyebaran virus ini bisa berhenti atau menurun secara signifikan agar masyarakat tidak lagi takut keluar rumah dan bisa bekerja dengan baik dan tenang dengan rasa aman yang tinggi," jelasnya.
Kedua, semua pihak harus bisa meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan kita agar tercipta stabilitas nasional yang tinggi sehingga para investor tidak ragu untuk berinvestasi di Indonesia.
Ketiga, supaya masyarakat lapis menengah dan atas tidak menahan dirinya secara ketat untuk berbelanja. Karena hal itu jelas akan sangat berdampak kepada meningkatnya jumlah uang beredar dan permintaan dalam skala nasional secara agregat sehingga kurva supply and demand akan bisa bergerak secara dinamis sehingga bisa mendorong bagi meningkatnya kembali produk domestik bruto.
"Keempat, pemerintah hendaknya tetap masih bisa memberikan Bantuan Langsung Tunai kepada masyarakat lapis bawah agar ekonomi lapis bawah tetap bisa menggeliat sehingga kesejahteraan mereka tetap bisa terjaga dan terpelihara," katanya.