Trump Positif Corona, Pasar Keuangan AS Bakal Bergejolak

Trump Positif Corona, Pasar Keuangan AS Bakal Bergejolak

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 02 Okt 2020 15:44 WIB
Sepekan terakhir ini dunia informasi media ramai diwarnai oleh berita perang antara Armenia dan Azerbaijan hingga Donald Trump dinyatakan positif Corona.
Foto: AFP/ALEX EDELMAN
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkonfirmasi positif virus Corona. Hal ini disebut tidak akan terlalu mempengaruhi perekonomian Amerika Serikat secara keseluruhan, gejolak hanya akan datang di pasar keuangan.

Menurut Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, tidak akan ada perubahan yang signifikan secara makro pada perekonomian AS saat Trump positif Corona. Hanya saja pasar keuangan memang akan merespons dengan beberapa gejolak.

"Saya kira sifatnya bakal jangka pendek ke nilai tukar dan pasar saham aja. Gejolak ada, tapi cuma respons pasar aja, kalau ke ekonomi lebih besar saya rasa nggak sejauh itu," kata Tauhid kepada detikcom, Jumat (2/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya dampaknya akan besar apabila Trump sakit berkepanjangan sehingga tak mampu lagi memimpin negara, maka dari itu harus ada penggantian pemimpin.

Bila pemimpin berganti maka cara mengurus ekonominya pun kemungkinan akan berubah. Namun, apabila Trump hanya sakit kemungkinan tidak akan ada yang berubah dari perekonomian di AS.

ADVERTISEMENT

"Kecuali Trump-nya ini diganti, kalah pemilihan, atau dia sakit berkepanjangan. Nah ini jadi ekonomi AS ada figur baru, ada cara baru, harapan baru. Kalau hanya sakit begini masih kecil gejolaknya juga harian aja," ungkap Tauhid.

"Nanti juga sembuh, apalagi kan presiden pasti protokolnya ketat. AS juga pasti penanganannya lebih bagus," ujarnya.

Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pasar saham di AS bakal geger menyambut berita Trump positif Corona. Menurutnya, sentimen ini bisa membuat Wall Street terkoreksi.

Dia mengungkapkan investor akan semakin khawatir dengan pemulihan ekonomi di Amerika Serikat. Di satu sisi kasus COVID-19 secara total di negara tersebut masih belum surut, kini justru pemimpin negaranya yang ikut terjangkit virus.

"Kalau kita lihat kasus COVID di US ini masih paling tinggi, itu sudah jadi sentimen buat investor. Apalagi dengan presidennya yang saat dites positif, kondisinya membuat kekhawatiran baru dari investor soal recovery-nya ekonomi di US," ujar Josua ketika dihubungi detikcom.

Dia mengatakan akan banyak investor memindahkan asetnya dari Wall Street karena sentimen ini. Dialihkan ke beberapa safe haven, mulai dari uang tunai, surat utang, hingga emas.

"Berita ini berikan concern baru terkait recovery ekonomi US, pasar saham pasti akan terkoreksi. Investor cenderung akan memindahkan asetnya ke safe haven, asetnya baik surat utang AS, cash, atau alihkan ke currency lainya. Mungkin Yen Jepang atau Swiss Franc, ataupun bisa lari ke emas," ujarnya.

Dia mengatakan indeks Dow Jones dan Nasdaq kemungkinan akan terkoreksi dalam di saat pembukaan perdagangan hari ini.

"Pasar saham sih cenderung akan cukup terkoreksi, futuresnya aja Dow Jones turun 450 poin, lalu Nasdaq 200 poin. Ini futures aja melemah bisa saja pembukaan di Eropa dan Amerika akan terkoreksi secara umum," papar Josua.

Di sisi lain, hari ini juga akan ada rilis data perekonomian AS. Dia menilai Wall Street akan sangat dinamis nilainya saat pembukaan perdagangan.

"Nanti malam juga ada data ekonomi AS. Ini juga responsnya akan sangat dinamis saat sesi perdagangan Amerika dibuka," kata Josua.

Tonton video 'Pertemuan Terakhir Donald Trump dan Hope Hicks Sebelum Positif Corona':

[Gambas:Video 20detik]




Hide Ads