Sempat Jadi Rebutan AS dan China, Ini Sejarah Kelam Vietnam

Sempat Jadi Rebutan AS dan China, Ini Sejarah Kelam Vietnam

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 04 Okt 2020 18:02 WIB
Vietnam
Foto: Getty Images/iStockphoto/PashaIgnatov
Jakarta -

Nama Vietnam menjadi ramai diperbincangkan setelah negara ini berhasil selamat dari resesi akibat pandemi COVID-19. Padahal negara-negara lain sudah terperosok dan masuk ke dalam jurang resesi.

Vietnam memang memiliki langkah yang cepat untuk menekan penyebaran virus Corona di negara tersebut. Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi Vietnam tidak terlalu berdarah-darah dan berhasil lolos dari ancaman resesi.

Selain perang melawan virus, Vietnam juga memiliki sejarah peperangan yang terjadi pada periode 1957 dan 1975. Perang Indocina kedua ini terjadi karena adanya perang dingin antara Komunis dan SEATO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat itu Vietnam terpecah menjadi Vietnam Selatan yang dibantu oleh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Thailand, Australia, Selandia Baru dan Filipina.

Selatan melawan Utara yang didukung oleh Uni Soviet, China, Korea Utara, Mongolia dan Kuba yang merupakan komunis.

ADVERTISEMENT

Saat perang, jumlah korban yang gugur lebih dari 280.000 jiwa di bagian selatan dan 1 juta jiwa di Utara. Kondisi ini menimbulkan trauma mendalam untuk warga Vietnam.

Mengutip sjsu.edu itu pasukan AS juga melakukan penggundulan hutan. Kemudian menyemprot pedesaan di Vietnam dengan menyeprotkan 80 juta liter bahan kimia beracun yang mengandung 400 kilogram dioksin. Ini merupakan zat yang paling mematikan.

Selain kekejaman itu, AS juga membom banyak kota di Vietnam termasuk Hanoi dan Hai Phong. Total bom yang dijatuhkan mencapai 8 juta.

Pada 1973 AS dipaksa mundur dan Vietnam Selatan dan Utara bersatu pada 1976. Resmi berdiri Republik Sosialis Vietnam.

Setelah kemerdekaan Vietnam mulai membangun kembali negara mereka. Namun tidak mudah, banyak negara barat yang mengikuti jejak AS dengan memberlakukan embargo ke negara ini. Bahkan ada negara yang melarang impor obat-obatan dan alat kesehatan ke Vietnam.

Vietnam melakukan Doi Moi yang merupakan perubahan dan pembaharuan. Ini adalah istilah Partai Komunis Vietnam untuk reformasi dan renovasi ekonomi.

Istilah ini diciptakan pada 1986 untuk transisi ekonomi di negara tersebut. Berbeda dengan reformasi di Eropa Timur, Doi Moi lebih condong ke gradualisme dan stabilitas politik dibanding perubahan radikal.

Dengan restrukturisasi ekonomi yang akan dilakukan sebelum privatisasi. Vietnam juga memiliki struktur ekonomi yang lebih mirip dengan China dibanding Soviet dan Eropa Timur.

Setelah hal-hal reformasi dilakukan Vietnam mulai mencari investasi asing dan bisnis asing untuk masuk ke negaranya.

(kil/dna)

Hide Ads