Jakarta -
Vietnam adalah salah satu negara yang kebal dari resesi akibat pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia. Di tengah ekonomi negara lain yang minus dan masuk jurang resesi, Vietnam masih menjaga ekonominya tetap tumbuh positif.
Pada kuartal III 2020 ekonomi Vietnam tercatat tumbuh positif 2,6%. Padahal negara tetangga Vietnam di Asia Tenggara sudah mengumumkan resesi seperti Singapura dan Thailand. Indonesia saja, kini sedang menghitung hari menuju jurang resesi.
Tapi tahukah detikers, jika Vietnam dulunya adalah negara termiskin di dunia dan pendapatan masyarakatnya berada di level bawah. Berikut berita selengkapnya:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip weforum.org perang Vietnam yang berlangsung selama 20 tahun dan berakhir pada 1975 membuat Vietnam menjadi negara yang kegiatan ekonominya tersendat.
Saat itu, Vietnam masuk dalam kelompok negara termiskin di dunia. Kemudian pada pertengahan 1980an produk domestik bruto (PDB) perkapita Vietnam berada di level US$ 200 hingga US$ 300.
Hingga pada 1986 ada reformasi ekonomi dan politik untuk menjadikan negara berorientasi sosialis. Vietnam melesat, pertumbuhan ekonominya menyentuh 6-7% dan menyaingi China. Pada periode ini Vietnam juga menciptakan Undang-undang penanaman modal asing untuk pertama kalinya dan menerima investor untuk masuk dan berinvestasi di Vietnam.
Nilai ekspornya mulai melampaui total PDB. Ini membuat produsen dari brand terkenal mempercayakan Vietnam untuk menggarap proyek besar. Mulai dari pabrik Samsung hingga pakaian olahraga Nike.
Bagaimana hal ini terjadi pada Vietnam?
Bank Dunia menyebut kebangkitan ekonomi Vietnam ini karena negara berhasil meliberalisasi perdagangan. Kemudian reformasi domestik dengan melakukan deregulasi hingga menurunkan biaya produksi.
Terakhir, Vietnam gencar berinvestasi pada sumber daya manusia, infrastruktur fisik melalui investasi publik.
Pada 1995, Vietnam mulai bergabung dengan perdagangan bebas ASEAN. Lalu pada 2000 Vietnam menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat (AS) dan pada 2007 bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia. Dengan perjanjian-perjanjian ini Vietnam secara bertahap memangkas tarif pada kegiatan ekspor impor di negara tersebut.
Kondisi perekonomian Vietnam terus membaik dari waktu ke waktu. Pada 2006 saja Vietnam berada di peringkat 77 dalam Laporan Daya Saing Global di World Economic Forum. Lalu naik ke posisi 55 pada 2017.
Kemudian peringkat kemudahan berbisnis Vietnam berada di posisi 104 pada 2007. Dalam 10 tahun, peringkat Vietnam melesat menjadi 68. Bank Dunia menyebut Vietnam berhasil menciptakan kemajuan di seluruh sektor mulai dari akses kredit dan listrik, pembayaran pajak hingga perdagangan.
Selain perekonomian, Vietnam juga sangat memperhatikan sumber daya manusia alias masyarakatnya. Pemerintah Vietnam habis-habisan berinvestasi untuk sektor publik hingga pendidikan dasar.
Hal ini karena populasi di Vietnam terus bertambah sehingga kebutuhan akan pekerjaan terus meningkat. Vietnam juga gencar investasi di sektor infrastruktur dan memastikan akses internet tetap terjangkau untuk masyarakat. Menurut Vietnam infrastruktur IT yang baik merupakan cara untuk menyambut revolusi industri 4.0.
Vietnam juga menjadi negara yang ramah dengan investor asing. Tak heran perusahaan elektronik dari Jepang sampai Korea Selatan seperti Samsung, LG, Olympus dan Pioneer. Hingga produsen pakaian Eropa dan Amerika Serikat (AS) gencar membuka gerai di negara tersebut.
Dari data Financial Times (2017) Vietnam merupakan salah satu pengekspor pakaian terbesar dan pengekspor barang elektronik terbesar kedua setelah Singapura.
Mengutip worldbank.org perkembangan ekonomi Vietnam selama 30 tahun terakhir merupakan hal yang luar biasa. Pada 2019 PDB Vietnam tercatat di level US$ 2.700. Angka kemiskinan turun tajam dari 70% menjadi di bawah 6%.
Sejak 2019, ekonomi Vietnam memang terus menunjukkan kekuatan karena didukung oleh permintaan domestik dan manufaktur berorientasi ekspor. PDB Vietnam pada 2017 mendekati 7% dan merupakan yang tercepat di kawasan.
Vietnam juga mengalami tekanan ekonomi akibat COVID-19. Namun jumlah kasus tidak separah di negara lain. Hal ini karena Vietnam sudah bergerak cepat di tingkat nasional dan daerah.
Karena itulah, kondisi ekonomi Vietnam tetap kokoh dan pertumbuhan ekonomi yang masih positif pada kuartal I 2020 yakni di level 3,8%. Dampak krisis memang masih sulit diprediksi.
Simak Video "Video: Hirup Udara Hanoi 24 Jam Sama dengan Merokok 12 Batang"
[Gambas:Video 20detik]