Selama Pandemi Harta Orang Kaya Dunia Naik Jadi US$ 10,2 Triliun!

Selama Pandemi Harta Orang Kaya Dunia Naik Jadi US$ 10,2 Triliun!

Soraya Novika - detikFinance
Kamis, 08 Okt 2020 08:29 WIB
Ilustrasi Dolar AS
Foto: Ari Saputra

Meningkatkan Ketimpangan

Laporan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pandemi hanya akan memperdalam ketidaksetaraan ekonomi, termasuk di berbagai bidang seperti pendapatan, pendidikan, dan perawatan kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah laporan baru-baru ini dari Institute for Policy Studies, menemukan bahwa selama dua dekade terakhir kekayaan miliarder AS tumbuh 200 kali lebih besar daripada pertumbuhan kekayaan rata-ratanya.

Adapun 643 orang AS terkaya, termasuk pendiri Amazon (AMZN) Jeff Bezos dan Tesla (TSLA) Elon Musk, tercatat telah meraup kekayaan sebesar US$ 845 miliar dalam aset gabungan mereka antara Maret dan September lalu, menumbuhkan kekayaan mereka hampir sepertiga dari kekayaan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Ada juga kekhawatiran bahwa jumlah orang termiskin di dunia akan melonjak tajam tahun ini. Badan penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa kemiskinan global dapat meningkat tahun ini untuk pertama kalinya sejak 1990, membalikkan kemajuan selama satu dekade.

Menurut laporan UBS, miliarder memberikan lebih banyak kekayaan mereka daripada sebelumnya. Sekitar 209 miliarder secara terbuka menjanjikan sumbangan sebanyak US$ 7,2 miliar antara Maret dan Juni lalu, termasuk dalam bentuk sumbangan keuangan dan barang-barang manufaktur lainnya.

"Para miliarder mungkin berada pada titik balik, menggunakan energi dan kekayaan baru mereka untuk mengatasi masalah lingkungan dan sosial yang disoroti oleh pandemi dan bencana alam baru-baru ini," kata laporan itu, dikutip dari CNN, Kamis (8/10/2020).

Meski begitu, para miliarder harus siap-siap membayar pajak lebih besar dari sebelumnya. Sebab pemerintah tengah memperketat undang-undang sebelumnya yang memungkinkan pengusaha dan investor membayar lebih sedikit pajak, dan berupaya mengawasi platform seperti Amazon dan Facebook (FB) agar ikut membayar pajak lebih besar dari sebelumnya.

Pasalnya, menurut Institute for Policy Studies, kewajiban pajak miliarder AS belakangan tercatat menurun hingga 79% antara 1980 dan 2018.



Simak Video "Video Top 5: Dimas Anggara Gampar Keisha hingga Vadel Akui Kesalahannya"
[Gambas:Video 20detik]

(zlf/zlf)

Hide Ads