Kesenjangan di AS Makin Nyata saat Pandemi, Ini Buktinya

Kesenjangan di AS Makin Nyata saat Pandemi, Ini Buktinya

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 14 Okt 2020 20:45 WIB
Nilai tukar rupiah pada Selasa (16/7/2013) pagi kembali bergerak melemah ke posisi Rp 10.010 per dollar AS seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi China. Per hari ini rupiah melemah 20 poin sehingga menjadi Rp 10.010 dibanding posisi sebelumnya di Rp 9.990 per dollar AS. File/detikFoto.
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Para ekonom Amerika serikat (AS) mengkhawatirkan kesenjangan makin dalam di masa pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya terjadi kesenjangan di mana beberapa sektor tidak pulih dalam waktu bersamaan.

Beberapa sektor pulih dengan cepat, sementara lapangan kerja di industri rekreasi dan perhotelan misalnya, pertumbuhannya tetap di bawah 20%. Pekerja sektor jasa tersebut, berdasarkan analisis dari Economic Innovation Group (EIG) merupakan bagian yang tidak proporsional dari pekerja di daerah-daerah yang secara ekonomi sudah tertinggal.

"Komunitas yang sudah rentan masuk, yang sebagian besar telah terlewatkan oleh periode pertumbuhan sebelum pandemi adalah yang paling rentan terhadap dampaknya," kata Presiden EIG, John Lettieri dikutip dari Reuters, Rabu (14/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 25.000 kode pos menunjukkan bahwa dari tahun 2000 hingga 2018, daerah-daerah yang sudah makmur semakin maju. Sedangkan 5.000 lebih kode pos yang tertekan semakin tertinggal karena terdampak oleh pandemi virus Corona (COVID-19).

Dari sekitar 5.000 kode pos terparah, hampir seperempat orang bekerja dalam pekerjaan jasa pada 2018. Sebaliknya, di kode pos yang makmur hanya 13% orang yang bekerja dalam pekerjaan jasa, sementara setengahnya dalam pekerjaan profesional.

ADVERTISEMENT

Pada 2018 sekitar 33 juta lebih orang AS hidup dalam kode pos yang makmur atau menengah, hal itu mengalami perbaikan dibanding tahun 2000. Secara etnis dan ras juga lebih beragam dengan persentase penduduk non-kulit putih di daerah makmur meningkat dari 16% menjadi 26%.

Namun tetap saja, sekitar 56% orang kulit hitam dan 45% Hispanik tinggal di daerah yang tertekan secara ekonomi. Dari tahun 2000 hingga Februari 2020, AS telah mengalami dua resesi dan memiliki periode pertumbuhan negatif terpanjang.

Dengan resesi ketiga yang dipicu oleh pandemi yang sekarang sedang berlangsung, jurang kesenjangan sebagai pemisah diperkirakan dapat tumbuh lebih dalam.

(eds/eds)

Hide Ads