Ada Jejak Bill Gates di Balik Vaksin Bio Farma

Ada Jejak Bill Gates di Balik Vaksin Bio Farma

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 16 Okt 2020 06:15 WIB
Bill Gates
Foto: Instagram @thisisbillgates
Jakarta -

PT Bio Farma (Persero) akan memproduksi vaksin COVID-19 dari The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). BUMN farmasi ini baru saja terpilih sebagai Potential Drug Manufacturer CEPI for COVID-19.

Hal tersebut merupakan kelanjutan dari hasil due diligence, pada tanggal 15 September 2020 yang memberikan penilaian pada aspek sistem produksi vaksin dan mutunya, sistem analitik laboratorium dan sistem teknologi informasi yang digunakan Bio Farma dalam memproduksi vaksin.

CEPI merupakan koalisi pemerintah, swasta dan filantropi yang berpusat di Norwegia, memiliki tujuan untuk mengatasi epidemi dengan cara mempercepat pengembangan vaksin. Salah satu pendirinya ialah Bill & Melinda Gates Foundation.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan fasilitas Bio Farma yang akan digunakan oleh CEPI adalah untuk memproduksi vaksin COVID-19 dengan multi platform sebanyak 100 juta dosis per tahunnya. Produksi akan dimulai pada akhir kuartal IV 2021 atau kuartal I 2022 mendatang.

"Saat ini dunia sedang berusaha untuk menemukan vaksin COVID-19 dengan segala jenis platform. Pengembang-pengembang vaksin COVID-19 dari seluruh dunia, ada yang belum memiliki fasilitas produksi massal secara mandiri, sehingga CEPI akan mempertemukannya dengan produsen vaksin yang telah memenuhi persyaratan tertentu, dan Bio Farma adalah salah satunya," ujar Honesti dalam keterangannya, Kamis (15/10/2020).

ADVERTISEMENT

Honesti menambahkan, bahwa penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mempengaruhi kegiatan produksi rutin yang ada di Bio Farma.

"Tentu saja kami sudah memperhitungkan aktivitas produksi kami yang rutin, setelah dilakukan perhitungan, penggunaan kapasitas produksi untuk CEPI, tidak akan mengganggu kegiatan produksi rutin di Bio Farma," tambahnya Honesti.

Pemerintah Indonesia hingga saat ini terus mengupayakan tambahan vaksin untuk memenuhi masyarakat. Terbaru, perusahaan farmasi asal Inggris AstraZeneca bersedia menyediakan 100 juta vaksin untuk Indonesia. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam kunjungannya ke Inggris bersama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Retno mengatakan vaksin tersebut baru akan tersedia 2021. Pengiriman akan dilakukan bertahap dan diharapkan bisa dikirim mulai semester I tahun depan.

"Pertemuan dengan jajaran pimpinan AstraZeneca telah berjalan dengan baik. Indonesia telah menyampaikan permintaan penyediaan vaksin sebesar 100 juta untuk tahun 2021, pihak AstraZeneca menyambut baik permintaan tersebut. Pengiriman pertama diharapkan dapat dilakukan pada semester pertama tahun 2021 dan akan dilakukan secara bertahap," kata Retno dalam konferensi virtual, Rabu lalu (14/10/2020).

Retno menjelaskan bahwa vaksin AstraZeneca merupakan salah satu kandidat vaksin yang tercatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memasuki tahap uji klinis ketiga. Selain vaksin, AstraZeneca juga disebut siap membangun kerja sama jangka panjang termasuk kolaborasi dengan Indonesia.

"AstraZeneca juga sangat tertarik untuk membangun kerja sama dan kolaborasi strategis jangka panjang dengan Indonesia," tuturnya.

(acd/fdl)

Hide Ads