Banting Setir Jual Kambing
Para pengusaha sendiri telah mengalami pukulan berat sejak pandemi. Sebab, perjalanan ibadah ke Tanah Suci ditutup sejak Februari 2020.
Dalam kondisi seperti itu, sulit bagi pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau merumahkan karyawan. Sebab, biro perjalanan biasanya sudah menerima tabungan dari jemaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum tidak bisa mem-PHK atau merumahkan karyawan, tetap memberi gaji segala macam karena pelayanan akan segera dimulai ketika (umrah) dibuka," katanya.
Lalu, bagaimana caranya bertahan hidup? Firman mengatakan segala upaya ditempuh pengusaha agar bisnis terus berjalan. Salah satunya dengan banting setir melakukan bisnis lain dari jualan online hingga jual kambing.
"Sebagian anggota kami melakukan usaha-usaha lain kalau sekarang ini bisa ikut jualan online, freezer makanan, kurma, kambing, segala macam saya kerjakan," ujarnya.
Dia bilang, biro perjalanan haji dan umrah merupakan bisnis yang terdampak paling awal. Sebab, sejak pandemi ibadah umrah dan haji ditutup sejak 27 Februari 2020. Sejak saat itu pula, ia mengaku belum mendapat stimulus langsung dari pemerintah.
"Saat ini belum ada satupun stimulus secara langsung mendorong penyelenggara untuk mendapat kemudahan dan sebagainya. Agak sulit kalau seandainya minta-minta pemotongan pajak, karena jamaah alhamdulillah jamaah perjalanan ibadah tidak ada pajaknya," ungkapnya.
(acd/eds)