Kemudian, dari sisi ekspor Indonesia yang mencapai US$ 14,0 miliar ini terjadi karena solidnya kenaikan indeks manajer pembelian (Purchasing Managers Index/ PMI) Indonesia. Sempat anjlok di bulan April (27), tetapi rebound dengan solid hingga September.
"Kenaikan secara gradual di PMI ini turut meningkatkan kinerja perdagangan, karena kalau perdagangan ekspor itu kita sebenarnya berbicara dari industri karena ekspor itu surplus dari industri," kata dia. Kenaikan PMI ini adalah buah dari intervensi non fiskal berupa relaksasi impor bahan baku dan barang modal yang dilakukan oleh kementerian perdagangan sejak April lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan kinerja ekspor Indonesia pada September 2020 sebesar 7 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) ini didorong adanya kenaikan ekspor migas (17,4 persen MoM) maupun nonmigas (6,5 persen MoM).
Sementara Impor Bahan Baku dan Penolong pada September 2020 Meningkat Sementara itu, impor bulan September 2020 tercatat sebesar USD 11,6 miliar atau naik 7,7% dibandingkan Agustus 2020.
Baca juga: RI Menang Dagang Lawan AS, Keok Sama China |
Perbaikan kinerja ekspor bulanan Indonesia sejak Juni hingga September 2020 sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian global. Sebagai contoh, Singapura yang merupakan hub perdagangan bagi Indonesia di pasar global mengalami pertumbuhan yang lebih baik di triwulan III 2020 dibandingkan triwulan sebelumnya, meskipun masih tumbuh negatif.
Membaiknya perekonomian global juga tercermin pada proyeksi IMF pada World Economic Outlook yang dirilis pada Oktober 2020, yang merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 dari sebelumnya -4,9% jadi -4,4%. Faktor yang mendorong mulai membaiknya perekonomian global, antara lain adalah mulai diakhirinya karantina wilayah (lockdown) ataupun diterapkannya lockdown parsial, serta pemulihan ekonomi RRT yang lebih cepat dari ekspektasi sebelumnya.
(fdl/fdl)