5 Bukti Kemesraan RI-UEA yang Bikin Malaysia Iri

5 Bukti Kemesraan RI-UEA yang Bikin Malaysia Iri

Vadhia Lidyana - detikFinance
Senin, 26 Okt 2020 19:30 WIB
Nama tokoh Indonesia yang menjadi nama jalan di negara sahabat kini bertambah lagi. Presiden Joko Widodo kini punya jalan sendiri di Abu Dhabi.
Foto: KBRI UEA

3. Hadiah Masjid di Solo

Tak hanya jalan, UEA juga akan membangun replika Grand Mosque Abu Dhabi di Solo. Proyek ini juga merupakan hadiah Sheikh Mohammed kepada Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada September 2019 lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, nantinya Masjid Raya Solo yang mereplika Grand Mosque Abu Dhabi tersebut akan dijadikan sebagai Islamic Center. Kerja sama ini juga akan berkaitan dengan pelatihan ulama Indonesia oleh ulama-ulama dari Abu Dhabi.

Masjid itu akan dibangun di atas lahan seluas 2,9 hektare (Ha). Biaya membangun Masjid ini diperkirakan mencapai US$ 40 juta atau sekitar Rp 5,6 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

ADVERTISEMENT

4. UEA Guyur RI dengan Sederet Investasi

Husin mengungkapkan, hubungan mesra RI-UEA juga dibuktikan dengan sederet investasi yang tengah dijalankan kedua negara. Pada Januari 2020 lalu pun, Presiden Jokowi yang menyambangi UEA dan bertemu Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan menyepakati investasi dengan nilai US$ 22,89 miliar atau setara Rp 314,9 triliun.

"Investasi alhamdulillah saat ini UEA, walaupun masih kecil dari segi total, karena investasi itu kan perlu proses. Jadi kalau kita melihat data yang ada, total investasi UEA di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) itu sekitar US$ 256 juta, kecil. Nah tapi yang sedang berlanjut dan berproses banyak," ungkap Husin.

Adapun investasinya antara lain proyek kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dengan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC), lalu proyek kilang Pertamina dengan Mubadala Investment Company, pembangunan pelabuhan di Gresik antara PT Maspion dengan Dubai Ports (DP) World, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata, Jawa Barat (Jabar), pembangunan LuLu Hypermarket, dan sebagainya.

Belum lagi kerja sama di lembaga keuangan untuk yakni untuk pendanaan abadi (Sovereign Wealt Fund/SWF) dengan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), lalu kerja sama pembangunan pabrik petrokimia antara Mubadala dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

Selain itu, ada juga Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di Cirata, Jawa Barat dengan kapasitas 145 MW yang merupakan kerja sama PT PLN (Persero) dan konsorsium PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJBI) dengan perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) Masdar Clean Energy. Proyek tersebut akan memasuki proses peletakan batu pertama atau groundbreaking bulan depan, atau tepatnya 17 Desember 2020.

Investasi di sektor ritel pun juga dilakukan kedua negara tersebut. Pasalnya, Hypermarket asal UEA yakni LuLu Hypermarket akan membuka 100 cabang di Indonesia selama 3 tahun ke depan.

Pembukaan 100 cabang itu akan memperluas jangkauan LuLu Hypermarket, yang saat ini baru ada 4 cabang di Indonesia, 3 di Jawa Barat (Jabar), dan 1 di Banten. Lokasi 4 cabang itu antara lain di Cakung, Sentul, Sawangan, dan BSD City.

Di luar itu, UEA juga akan berinvestasi pada kebun blueberry di Lembang, Jabar. Bahkan, kerja sama kebun blueberry itu ditargetkan rampung pekan ini. Adapun luas kebunnya yakni 19,5 hektare (Ha). Kerja sama itu telah dibahas setahun ke belakang ini.

5. UEA Bakal Kirim Turis ke Bali

Husin mengatakan, pemerintah UEA melalui Abu Dhabi Department of Culture and Tourism atau Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi meminta agar wisata Bali bisa dibuka, khususnya untuk turis dari UEA.

Husin mengaku, ia baru saja melakukan conference dengan Chairman of Abu Dhabi Department of Culture and Tourism Mohamed Khalifa Al-Mubarak yang mengatakan akan mengirim turis UEA ke Bali jika wisatanya sudah dibuka.

Husin mengatakan, Kedubes Indonesia untuk UEA memang sedang fokus meningkatkan jumlah turis dari UEA ke Bali. Pasalnya, selama ini turis UEA lebih banyak mengunjungi Thailand.

"Saya tadi bicara itu dengan Menteri Pariwisata UEA, kita baru saja video conference bagaimana meningkatkan jumlah turis dari UEA ke Indonesia. Sebab fakta-fakta yang ada, jumlah turis UEA ke Thailand banyak, bisa 130.000 orang sebelum pandemi. Tapi ke Indonesia hanya 10%," tutur dia.

Untuk menindaklanjuti rencana itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama akan diundang ke UEA. Harapannya, Indonesia bisa membahas kemudahan bagi turis untuk berwisata ke dua negara itu.


(fdl/fdl)

Hide Ads